Nakita.id - Di usianya, anak di bawah tiga tahun atau yang sering disebut batita sering melakukan hal yang di luar pikiran orang tua.
Hal tersebut bisa merupakan hal baik, namun juga bisa merupakan hal yang kurang baik.
Tak hanya itu, sikapnya juga tak mudah ditebak dan jika melakukan hal kurang tepat memicu amarah orang tua.
Ini karena batita belum dapat mengontrol dirinya sendiri.
Selain belum dapat mengontrol dirinya, anak usia batita juga belum tahu mana yang benar dan salah, baik atau buruk, dan boleh atau tidak boleh.
Karenanya, orangtua harus mulai memperkenalkan aturan pada si batita.
Ada beberapa alasan mengapa penerapan disiplin akan lebih efektif saat anak berusia di atas 1 tahun.
Batita belum dapat mengendalikan dorongan dari dalam dirinya.
Nah, adanya aturan yang membatasi anak akan membuatnya belajar menahan diri dan tidak bersikap impulsif.
Adanya aturan juga membuat anak belajar bahwa apa yang menjadi keinginannya itu memiliki batasan-batasan tertentu, bahwa setiap keinginannya tidak harus selalu bisa terpenuhi.
Semakin bertambah usia, anak akan tahu bagaimana ia harus bersikap terhadap lingkungannya.
Baca Juga: Karang Gigi Batita Bisa Dihindari Apabila Moms Rutin Ingatkan Si Kecil untuk Lakukan 3 Hal Ini
Ia bisa "membaca" apa yang diharapkan lingkungan dari dirinya.
Batita mulai bisa berkomunikasi meskipun secara verbal belum fasih.
Ia pun mulai bisa mengeskpresikan dirinya dengan caranya sendiri.
Anak juga mulai bisa melakukan sesuatu secara teratur.
Menerapkan rutinitas pada anak berarti ada aturan-aturan yang mesti dijalankan.
Padahal sesuatu yang teratur itu belum tentu membuat anak merasa nyaman.
Dengan menjelaskan aturan tentu akan memudahkan anak untuk menjalani proses disiplin dan tanggung jawab.
Nah, pada anak batita mulai bisa ditanamkan pengertian.
Adakalanya saat menginjak usia batita, anak akan menolak suatu rutinitas.
Jika saat bayi, ia terbiasa dengan pola tidur dan makan yang teratur, umpamanya, saat batita bisa jadi ia tidak mau mengikuti aturan itu.
Ini wajar karena secara psikologis, si batita mulai menunjukkan egonya.
Dengan kata lain, tidak menjamin anak yang sudah punya rutinitas yang baik di masa bayi, nantinya pasti akan punya disiplin yang teratur.
Untuk meluruskannya kembali bergantung pada kedisiplinan orang tua dalam menerapkan aturan tersebut serta teladan yang dicontohkan pada sang buah hati.
Aturan yang dikenalkan sejak dini umumnya akan membentuk anak menjadi disiplin.
Kedisiplinan ini akan merembet pada berbagai aspek kepribadian lainnya secara positif.
Alhasil, semakin besar anak semakin memiliki komitmen atas apa yang dilakukannya, taat pada aturan, dan tidak bersikap semaunya sendiri.
Setidaknya, pada usia batita ini ada 4 tujuan yang ingin dicapai melalui penerapan disiplin, yaitu:
1. Menanamkan pemahaman konsep benar-salah, baik-buruk, boleh-tidak boleh.
2. Mengasah kemampuan mengendalikan diri.
3. Mengajarkan penghargaan pada hak dan perasaan orang lain, sehingga anak akan tumbuh dari batita yang berpusat pada diri sendiri menjadi anak dan orang dewasa yang penuh cinta kasih.
4. Mengurangi “kekacauan” yang biasa terjadi di usia batita mengingat anak usia ini tengah dalam masa eksplorasi.
Mengembangkan disiplin pada batita merupakan tahap pengembangan moral karena anak diajarkan untuk memahami “mana yang boleh-mana yang tidak”, “mana yang baik-mana yang buruk”, dan sebagainya yang akan membantu anak menjadi makhluk sosial yang taat pada aturan. (Sumber: Tabloid Nakita)
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR