Meski terlahir sebagai mahluk sosial, bukan berarti kemampuan tolong-menolong ini serta-merta dikuasai anak, Moms.
Tanamkan pada anak, tidak ada ruginya saling tolong-menolong, karena setiap kebaikan akan berbalas dengan kebaikan.
Ulurkan tangan setiap saat pada siapa saja yang membutuhkan.
Tak ada gunanya jika Moms dan Dads hanya memberikan penjelasan tanpa contoh langsung.
Ingatlah, contoh konkret lebih mudah diserap anak.
Selain itu, orangtua juga diharapkan menciptakan kondisi yang merangsang semangat tolong-menolong anak.
Misalnya dengan mengajak anak ke panti asuhan, memberikan bantuan ke tempat-tempat bencana alam atau mengunjungi saudara-saudaranya yang kurang beruntung.
Gunakan kata-kata positif saat memintanya melakukan sesuatu.
Contoh, “Sayang, tolong ambilkan botol susu adik di meja ya.”
Setelah dilakukan jangan lupa mengucapkan terima kasih, Moms. Berikan penguatan berupa pujian sederhana.
Dengan demikian, anak tahu bahwa perbuatannya itu adalah sesuatu yang diharapkan orangtua, sehingga besok-besok ia akan mengulanginya lagi.
Baca Juga: Cara Efektif dan Tepat Berkomunikasi dengan Anak dan Manfaatnya
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR