Nakita.id – Adanya kenaikan kasus covid di Indonesia, setiap orang tampaknya perlu tahu apa saja gejala covid varian XBB apa saja.
Mengetahu gejala covid varian XBB sangat penting mengingat virus ini dapat menyerang pada siapa saja.
Dengan mengetahui gejala covid varian XBB lebih dini maka tindakan perawatan bisa dilakukan lebih cepat.
Kasus positif mengalami peningkatan disinyalir setelah ditemukannya adanya varian XBB.
Varian XBB merupakan subvarian Omicron gabungan dari BA.2.10.1 dan BA.
Setidaknya sebanyak 37 negara di dunia diketahui telah mengonfirmasi telah menemukan kasus di negara mereka.
Adapun Singapura, India dan Australia menjadi negara yang tertinggi.
Sementara di Indonesia, pada 28 Oktober 2022 sudah teridentifikasi 12 kasus dari sub varian tersebut yang masuk ke Indonesia.
Varian XBB memiliki penyebaran yang lebih cepat dibandingkan dengan variasi Omicron yang lain.
Meski gejala yang ditimbulkan tidak seberat varian sebelumnya, kehadiran varian XBB cukup diwaspadai.
Varian XBB lebih banyak menyerang orang yang sama sekali belum pernah terinfeksi Covid-19 dengan rentang usia antara 20-39 tahun.
Selain itu kelompok usia yang mudah tertular berikutnya adalah adalah orang lanjut usia atau lansia di atas 70 tahun.
Hal ini karena lansia memiliki imunitas yang relatif rendah dan sering memiliki penyakit bawaan (komorbid).
Untuk meningkatkan kewaspadaan, maka penting untuk tahu gejala covid varian XBB yang dapat dirasakan tubuh.
Dilansir dari covid19.go.id, Prof Wiku Adisasmito selaku Juru Bicara Penanganan COVID-19 menjelaskan gejala-gejala yang dapat timbul ketika tertular varian XBB.
Menurutnya, gejala yang ditumbulkan dari varian ini tidak jauh berbeda dengan gejala-gejala varian sebelumnya.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat dirasakan tubuh jika terinfeksi :
1. Demam
2. Batuk
3. Kelelehan
4. Nyeri Otot
5. Anosmia
Baca Juga: Tips Hadapi Bahaya Covid Varian XBB, Ini Dia Cara Pencegahannya
6. Diare
“Gejala yang ditimbulkan dari COVID-19 sub varian XBB ini mirip dengan gejala COVID-19 pada umumnya, mulai dari demam, batuk, kelelahan, nyeri otot, anosmia hingga diare.” tuturnya.
Gejala lain yang mungkin muncul adalah kelelahan ekstrem, sesak napas, kehilangan bau dan rasa.
Munculnya varian baru COVID-19 merupakan sifat alamiah dari sebuah virus untuk terus bermutasi untuk bertahan hidup.
Oleh karena itu, Prof Wiku memberikan langkah pencegahan yang bisa dilakukan saat adanya kenaikan kasus atau munculnya sub varian baru ditambah aktivitas kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
Seperti pernikahan, kegiatan sosial, festival musik, maupun tempat perbelanjaan yang mulai kembali normal.
Pertama, pastikan kondisi prima saat menghadiri kegiatan massal, apabila merasa sakit atau tidak enak badan segera istirahat di rumah.
Kedua, terapkan protokol kesehatan semaksimal mungkin saat berada di kerumunan dengan tetap memakai masker dengan benar, dan rajin menggunakan hand sanitizer.
Ketiga, biasakan diri dengan pola hidup bersih dan sehat serta lengkapi vaksinasi dosis ketiga.
“Adanya tren kenaikan kasus dan munculnya variant/sub variant baru hendaknya dapat menjadi pengingat bahwa COVID-19 masih ada dan kita masih tetap harus menjaga diri kita dengan protokol kesehatan.
“Berkegiatan menjadi aman dan nyaman apabila kita dapat saling menjaga, sehingga potensi penularan menjadi berkurang dan jumlah kasus COVID-19 dapat kembali ditekan.” tutup Prof Wiku.
Baca Juga: Jangan Tunggu Sampai Kena, Berikut Antisipasi Penyebaran Covid Varian XBB
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR