Nakita.id - Banyak di antara Moms yang mengalami keguguran berkali-kali.
Tentu Moms merasakan kesedihan yang mendalam bukan?
Hal ini tentu tak bisa terhindarkan, sekalipun Moms menjaga janin tersebut dengan tepat.
Tak jarang membuat Moms dan Dads yang mendambakan anak, merasa frustrasi dan jadi semakin bertanya-tanya ada apa sebenarnya dengan diri mereka.
Dalam dunia medis memang dikenal kategori keguguran yang terjadi sampai berulang kali, disebut abortus habitualis.
atasan yang dipakai, bila keguguran terjadi 3 kali berturut-turut.
Namun kasus ini tak banyak terjadi.
Dari keseluruhan kasus abortus habitualis, meski telah diselidiki secara cermat, sebanyak 40 persen tetap tak diketahui sebabnya secara pasti.
Baik dokter kandungan maupun pasien tak dapat menemukan dan mengetahui akan adanya penyebab kelainan tersebut.
Jika keguguran berulang, biasanya dokter akan melakukan investigasi secara mendalam, baik pada Moms atau Dads.
Dokter harus melakukan beberapa pemeriksaan khusus pada keduanya untuk mengetahui penyebabnya secara lebih pasti.
Pada suami akan dilakukan analisis sperma, yaitu pemeriksaan terhadap kualitas sperma.
Sedangkan pada Moms akan diperiksa secara mendalam mengenai faktor anatomi organ reproduksinya.
Ia juga akan diperiksa ada-tidaknya infeksi yang tak ditemukan sebelumnya, dan tentunya juga mengenai kualitas sel telur yang dimilikinya.
Untuk menunjang pemeriksaan ini, biasanya digunakan pula alat periksa tambahan, seperti USG.
Selain itu, dilakukan pula pemeriksaan darah.
Pada suami, pemeriksaan darah bertujuan, antara lain untuk mengetahui adanya kelainan kromosom.
Sedangkan pada Moms, selain masalah kromosom, akan diperiksa pula kadar hormon progesteron, kadar antibodi terhadap TORCH.
Moms juga akan diperiksa kadar gula darah, kadar hormon tiroid, dan sebagainya.
Untuk memastikan ada-tidaknya infeksi TORCH, kadang dilakukan pula pengambilan contoh lendir mulut rahim, lalu dilakukan pemeriksaan terhadap keberadaan mikroorganisme yang abnormal.
Untuk pemeriksaan TORCH ini, analisis dilakukan lebih mendalam mengingat infeksi dari kelompok ini merupakan penyebab yang cukup kerap terjadi.
Pada pemeriksaan status hormon progesteron, yang akan diamati adalah cukup tidaknya kadar hormon dalam darah.
Baca Juga: Cara Cepat Hamil Setelah Keguguran, Kapan Bisa Mencoba Lagi Program Hamil Agar Aman?
Hormon progesteron merupakan hormon yang dapat melindungi kehamilan.
Bila kadarnya kurang, maka si ibu menghadapi ancaman keguguran yang lebih besar dibandingkan pasien yang memiliki hormon progesteron yang cukup kadarnya.
Seandainya kelainan ini yang ditemukan, dokter akan memberikan suntikan untuk merangsang pembentukan progesteron.
Belakangan ini telah diketahui pula adanya kelainan yang disebut APS yang juga bisa menyebabkan keguguran berulang.
Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan khusus terhadap darah Moms.
Pada APS, aliran darah Moms menjadi kental sehingga suplai oksigen untuk janin tak memadai.
Akibatnya, janin meninggal.
Sindrom APS merupakan kumpulan gejala akibat kerusakan beberapa organ yang disebabkan tak terkendalinya antibodi terhadap unsur fosfolipid dalam tubuh, yaitu bagian dari dinding sel.
Pada kelainan ini, tubuh membentuk antibodi yang menyerang unsur dan menimbulkan kerusakan yang akan membawa dampak buruk.
Dalam hal kehamilan, sindrom ACA menyebabkan pengentalan darah pada pembuluh darah yang menyuplai makanan ke rahim, sehingga dapat berakibat keguguran atau lahir prematur.
Karenanya, pengentalan darah ini perlu dikoreksi dengan obat-obatan tertentu.
Hanya saja masalahnya, biayanya jadi semakin tinggi karena harus dipantau darahnya secara ketat, dan harus disuntik setiap hari sepanjang kehamilan.
Mengenai keguguran yang berulang karena bentuk rahim yang tak normal, untuk memastikan ada-tidaknya kelainan, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan alat bantu USG.
Dari sini dapat dideteksi bila ada mioma (tumor) di dinding rahim atau polip, misal, kelainan bentuk, dan sebagainya.
Kendati, adakalanya dengan USG pun kurang memberikan informasi yang baik.
Dalam keadaan ini, biasanya akan dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat yang lebih canggih dan kompleks lagi.
Misalnya laparoskopi dan histeroskopi (alat berupa teropong yang dimasukkan).
Dalam kenyataannya, masih saja bisa terjadi dimana kelainan dan permasalahan penyebab keguguran berulang tak ditemukan.
Pada kondisi ini, bila memang telah terjadi berulang kali, tak ada salahnya mempertimbangkan untuk memiliki anak dengan cara lain, yaitu mengangkat/mengadopsi anak.
Tentunya untuk mengambil keputusan seperti ini tidaklah mudah dan memerlukan persiapan matang.
Namun tak ada salahnya untuk dipikirkan menjadi salah satu alternatif bila pasutri ingin memiliki anak, tapi tiap kali terhambat karena keguguran.
(Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Waspada Jika Moms Alami Ciri-ciri Hamil Seperti Ini karena Berpotensi Alami Keguguran
6 Tips Membujuk Anak Agar Nyaman Menjalani Pemeriksaan dan Perawatan Saat Sakit
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR