Apalagi molekul pada protein kedelai, ukurannya tak terlalu besar dan komposisinya juga tak sebanyak susu dari hewan, sehingga tak ada hal yang menyebabkan anak tak tahan.
Kecuali, kalau masalahnya ada pada pencernaan sehingga protein apa pun, baik hewani maupun nabati, tak bisa dicerna anak dan menimbulkan diare.
Memang di dalam kedelai terdapat beberapa bahan yang merugikan, seperti tripsin inhibitor dan saponin yang dapat menghambat penyerapan protein oleh tubuh sehingga tidak efisien.
Padahal, anak memerlukan protein untuk pertumbuhannya.
Selain itu, kedelai mengandung fitat yang dapat menghambat penyerapan zat besi, yang sebetulnya amat diperlukan anak.
Tapi, toh orang tua tak perlu kelewat cemas terhadap bahan-bahan merugikan itu.
Selain karena hampir semua tanaman memang meilikinya, bahan-bahan tersebut bisa dihilangkan lewat proses pemanasan atau pada proses pengolahan dalam industri.
Terlebih lagi, industri yang menggunakan protein kedelai untuk makanan bayi dan anak, biasanya sudah punya aturan dan syarat tertentu dalam mengolahnya, sehingga zat-zat yang merugikan itu dapat dibuang.
Ada dua macam susu kedelai.
Pertama, yang terdiri atas protein kedelai saja.
Dibuat dari konsentrat protein kedelai yang kemudian diformulasikan menjadi susu, sementara bahan lainnya dibuang.
Baca Juga: Benarkah Alergi Susu Sapi Bikin Anak Kurus? Begini Penjelasannya
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR