Nakita.id - Sering kali ketika anak menjadi korban bullying di sekolah, mereka tidak akan memberi tahu orangtuanya.
Anak-anak justru menutup-nutupi kasus bullying yang didapatkannya di sekolah.
Padahal bullying yang dialami anak akan menimbulkan trauma tersendiri.
Bahkan tak sedikit korban bullying yang mendapatkan dampak pada kesehatan fisik dan mental mereka.
Sering kali tak mudah untuk mengetahui apakah Si Kecil menjadi korban bullying atau tidak.
Apalagi jika Si Kecil sangat tertutup atau jarang bercerita kepada orangtua.
Dengan demikian, Moms sebagai orangtua harus memantau apakah Si Kecil menjadi korban bullying atau tidak di lingkungannya.
Tak usah bingung, karena dikutip dari laman Reader's Digest, ada beberapa tanda jika Si Kecil menjadi korban bullying.
Tanda-tanda ini mengarah pada perilaku Si Kecil setiap hari, termasuk perilaku Si Kecil yang ditunjukan di rumah kepada orangtua.
Selain itu, ada juga tanda-tanda yang dapat Moms ketahui dari fisik mereka.
Untuk lebih lengkap mengenai tanda-tanda jika Si Kecil menjadi korban bullying, simak penjelasan berikut ini, Moms.
1. Enggan pergi sekolah
Karena sekolah adalah tempat terjadinya bullying, ketidakinginan Si Kecil untuk bangun dan bersekolah di pagi hari dapat menandakan jika ada sesuatu yang salah.
Untuk Si Kecil yang masih berusia belia, perhatikan alasan mereka saat tidak ingin sekolah, seperti ia sering sakit.
Donna Clark-Love, seorang school bullying expert and prevention advisor di Huston, Texas, menyarankan orangtua untuk memerhatikan perilaku Si Kecil di awal minggu.
"Senin adalah hari yang paling umum untuk menghindari sekolah. Anak-anak cenderung merasa lebih aman di rumah pada akhir pekan dan gagasan untuk kembali pada hari Senin adalah sulit bagi mereka," ujarnya.
2. Sering sakit kepala dan sakit perut
Sakit kepala dan sakit perut adalah menifestasi fisik umum dari stres dan kecemasan yang terkait dengan bullying.
Penyakit itu juga bisa menjadi penyakit yang mudah dipalsukan sebagai alasan untuk tetap tinggal di rumah, menghindari dari sekolah dan kegiatan sosial lainnya.
Jika Si Kecil mengeluhkan gejala-gajala ini secara teratur, Moms harus coba diskusikan kepada Si Kecil mengenai apa yang terjadi pada dirinya.
"Kami menyarankan untuk mengatakan sesuatu seperti, kenapa kami tampak sering merasa sakit akhir-akir ini, dapatkah kamu memberi tahu lebih banyak tentang hal itu," kata Bailey Lindgren, seorang associate at the Parent Advocacy Coalition for Educational Rights (PACER) National Bully Prevention Center.
3. Perubahan pertemanan
Baca Juga: Cara Mencegah Anak Jadi Korban Atau Pelaku Bullying di Sekolah, Orangtua dan Guru Wajib Tahu
Kehilangan atau perubahan teman bisa menjadi indikator bullying, terutama pada remaja, khususnya remaja perempuan.
Demikian pula, ketidakinginan untuk bergaul dengan teman-teman dapat menandakan bahwa intimidasi sedang terjadi dalam kelompok pertemanan.
4. Tidur bermasalah
Jika Si Kecil gugup atau cemas tentang apa yang akan terjadi pada hari berikutnya di sekolah, dia dapat mengalami kesulitan untuk tidur.
"Jika seorang anak terlihat lebih lelah saat sarapan atau hanya terlihat lebih murung dari biasanya, itu bisa jadi pertanda mereka sulit tidur di malam hari," kata Lindgren.
5. Sering menangis
Apabila Si Kecil memiliki reaksi emosional yang intens terhadap percakapan tentang sekolah atau kegiatan sosial, itu bisa menjadi tanda jika mereka mendapat kecemasan dalam lingkungan itu.
6. Tidak ingin berinteraksi dengan keluarga
"Jika seorang anak tidak terlalu banyak bicara seperti biasanya, atau jika mereka langsung pergi ke kamar setelah pulang sekolah, itu bisa menjadi hal yang harus diwaspadai," kata Lindgren.
Sering bertengkar dan melawan kakak atau adik pun bisa menjadi pertanda jika mereka menjadi korban bullying di sekolah.
Dalam beberapa kasus, korban penindasan akan melampiaskan hal tersebut kepada saudara kandung mereka dan anak-anak lain sebagai gantinya.
7. Pakaian robek dan luka fisik
Apabila pakaian, barang-barang yang dirampas atau dicuri, bersama dengan goresan atau memar fisik, bisa menjadi tanda-tanda Si Kecil menjadi korban bullying.
Perhatikan secara khusus jika Si Kecil adalah anak atau siswa baru di sekolahnya, karena siswa baru lebih berisiko menjadi korban bullying.
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR