Nakita.id – Sayang untuk dilewatkan, berikut ini manfaat minum teh hitam untuk kesehatan.
Teh merupakan salah satu minuman yang sering dikonsumsi banyak orang.
Selain pagi hari, teh juga biasanya diminum saat sore dan malam hari.
Menariknya, saat ini, olahan teh sangat beragam, Moms.
Tidak hanya diseduh dengan air hangat, teh juga kerap diolah menjadi minuman dingin yang menyegarkan.
Tak heran jika minuman teh kian diminati orang.
Adapun jenis teh yang sering diminum oleh kebanyakan orang adalah teh hitam.
Selain karena rasanya, aroma teh hitam juga begitu khas.
Jika Moms termasuk pecinta teh hitam, coba minum secara rutin.
Pasalnya, teh hitam ternyata juga mempunyai beragam manfaat lo untuk kesehatan.
Wah, apa saja, ya?
Baca Juga: Cara Membersihkan Furnitur Kayu dari Berbagai Macam Noda, Gunakan Teh Hitam Hingga Minyak Zaitun
Bukan tanpa alasan minum teh hitam memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, Moms.
Pasalnya, teh hitam mengandung flavonoid.
Flavonoid sendiri merupakan zat alami yang ditemukan di banyak makanan dan minuman.
Menariknya, baru-baru ini, sebuah penelitian Edith Cowan University (ECU) menunjukkan bahwa the hitam mempunyai manfaat yang lebih luar biasa lagi.
Hal ini dicoba dibuktikan oleh The Heart Foundation.
Melansir dari Times of India, The Heart Foundation mendukung studi terhadap 881 wanita lansia (usia rata-rata 80 tahun), yang menemukan bahwa mereka jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami penumpukan kalsifikasi aorta perut (AAC) yang luas jika mereka mengonsumsi flavonoid tingkat tinggi dalam makanan mereka.
Sebagai informasi, AAC adalah pengapuran aorta perut - arteri terbesar dalam tubuh yang memasok darah beroksigen dari jantung ke organ perut dan tungkai bawah .
AAC juga merupakan prediktor risiko kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke.
Selain itu, AAC juga telah ditemukan sebagai prediktor yang dapat diandalkan untuk demensia akhir hidup.
Peneliti ECU Nutrition and Health Innovation Research Institute dan ketua studi Ben Parmenter mengatakan, meskipun ada banyak sumber makanan flavonoid, beberapa memiliki jumlah yang sangat tinggi.
"Di sebagian besar populasi, sekelompok kecil makanan dan minuman dengan flavonoid tinggi, berkontribusi sebagian besar asupan flavonoid total makanan," katanya.
Tak hanya teh hitam, beberapa jenis makanan ini juga mengandung flavonoid tinggi, seperti:
- Teh hijau
- Blueberry
- Stroberi
- Jeruk
- Anggur merah
- Apel
- Kismis atau anggur
- Cokelat hitam
Ada banyak jenis flavonoid yang berbeda, seperti flavan-3-ols dan flavonols.
Menurut penelitian, ini tampaknya juga memiliki hubungan dengan AAC.
Peserta studi yang memiliki asupan total flavonoid, flavan-3-ols dan flavonol yang lebih tinggi 36-39 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami AAC yang luas.
Teh hitam adalah sumber utama flavonoid total kelompok studi dan juga dikaitkan dengan kemungkinan AAC ekstensif yang jauh lebih rendah.
Dibandingkan dengan responden yang tidak minum teh, peserta yang minum dua hingga enam cangkir per hari memiliki peluang 16-42 persen lebih sedikit untuk mengalami AAC yang luas.
Namun, beberapa sumber makanan lain dari flavonoid seperti jus buah, anggur merah dan cokelat, tidak menunjukkan hubungan manfaat yang signifikan dengan AAC.
Meskipun teh hitam adalah sumber utama flavonoid dalam penelitian ini, kemungkinan karena usia para peserta.
Parmenter mengatakan orang masih bisa mendapat manfaat dari flavonoid tanpa menyalakan ketel.
"Dari wanita yang tidak minum teh hitam, total asupan flavonoid non-teh yang lebih tinggi juga tampaknya melindungi dari pengapuran arteri yang luas," katanya.
"Ini menyiratkan bahwa flavonoid dari sumber selain teh hitam mungkin melindungi terhadap AAC saat teh tidak dikonsumsi," imbuhnya.
Lebih lanjut, Parmenter menyatakan, ini penting karena memungkinkan peminum non-teh tetap mendapat manfaat dari flavonoid dalam makanan mereka.
“Pada populasi atau kelompok orang lain, seperti pemuda atau orang dari negara lain, teh hitam mungkin bukan sumber utama flavonoid,” ujarnya.
"AAC adalah prediktor utama kejadian penyakit vaskular, dan penelitian ini menunjukkan asupan flavonoid, yang dapat melindungi terhadap AAC, mudah dicapai dalam pola makan kebanyakan orang,” lanjutnya.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR