Dilansir dari Sleep Foundation, orang dengan gangguan ini memiliki jam internal yang tidak mengikuti jadwal 24 jam.
Siklus tidur-bangun mereka mungkin lebih pendek atau lebih lama dari 24 jam, tergantung pada bagaimana ritme sirkadian mereka disinkronkan.
Bagi kebanyakan orang dewasa, ritme sirkadian yang memandu siklus tidur-bangun dan proses tubuh lainnya akan diatur ulang setiap 24 jam.
Kondisi yang dikenal sebagai non 24-hours sleep wake disorder ini terjadi ketika siklus sirkadian seseorang melebihi batas 24 jam.
Orang-orang ini sering mengalami keterlambatan satu hingga dua jam dalam waktu mulai tidur dan bangun mereka.
Gangguan ini terutama menyerang mereka yang buta total dan penderita demensia.
Kondisi ini dapat diatasi dengan terapi cahaya, terapi obat dan perubahan gaya hidup termasuk mengikuti jadwal tidur yang teratur.
Terapi cahaya ini dilakukan dengan memaparkan cahaya intensitas tinggi selama satu sampai dua jam.
Orang yang susah tidur juga bisa mulai terapi cahaya mandiri di rumah dengan cara berjemur atau terpapar cahaya terang setiap pagi.
Selain itu, Moms juga perlu kurangi paparan sinar atau cahaya dari gawai seperti telepon pintar, layar TV, atau komputer di malam hari.
Gangguan kerja shift terutama memengaruhi orang-orang yang pekerjaannya mengharuskan mereka bekerja larut malam atau dini hari.
Baca Juga: Bagaimana Mengatur Pola Tidur Bayi Usia 6 Bulan? Simak Disini, Moms!
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR