Insomnia sendiri biasanya berkaitan erat dengan depresi dan kecemasan, sehingga dapat meningkatkan tekanan internal pada mata.
"Karena perilaku tidur dapat dimodifikasi, temuan ini menggarisbawahi perlunya intervensi tidur untuk individu yang berisiko tinggi glukoma dan skrining oftalmologi potensial di antara individu dengan masalah tidur kronis untuk membantu mencegah glukoma," ujar Dr. Huan Song, profesor di Pusat Data Besar Biomedis China Barat di Rumah Sakit China Barat Universitas Sichuan, Chengdu, China.
Meski begitu, para peneliti mengakui bahwa kemungkinan glukoma itu sendirilah yang mempengaruhi pola tidur seseorang, bukan sebaliknya.
Para ahli mengatakan bahwa mereka yang memiliki risiko lebih besar terkena glukoma harus ditawarkan 'intervensi tidur'.
Sementara itu, mereka yang memiliki kebiasaan tidur yang buruk harus melakukan pemeriksaan mata.
"Temuan ini menggarisbawahi perlunya terapi tidur pada orang yang berisiko tinggi terkena penyakit ini serta pemeriksaan mata di antara mereka dengan gangguan tidur kronis untuk memeriksa tanda-tanda awal glukoma," tutup Song.
Jadi secara garis besar, pola tidur yang tidak baik bisa meningkatkan risiko glukoma, Moms.
Khususnya, pada kaum laki-laki yang rentan dengan risiko mata satu ini.
Dari glukoma inilah seseorang bisa mengalami kebutaan total secara perlahan.
Maka dari itu, Moms perlu memperbaiki pola tidur sehari-harinya untuk mencegah penyakit tersebut.
Jangan lupa juga untuk terus mengingatkan anggota keluarga lainnya, agar pola tidur dapat diperbaiki sedini mungkin.
Baca Juga: Bagaimana Mengatur Pola Tidur Bayi Usia 6 Bulan? Simak Disini, Moms!
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR