Ini menyoroti penggunaan memasak dengan suhu terkontrol, yang membantu mempertahankan nutrisi.
Dengan penemuan baru ini, sekarang penggunaan api untuk memasak telah terbukti secara luas.
Penemuan ilmiah ini telah dibuat oleh para peneliti dari Universitas Ibrani Yerusalem (HU), Universitas Tel Aviv (TAU), dan Universitas Bar-Ilan (BIU) bekerjasama dengan Museum Sejarah Alam Steinhardt, Kolese Akademik Oranim, Oseanografi Israel dan Limnological Research (IOLR), Museum Sejarah Alam di London, dan Universitas Johannes Gutenberg di Mainz.
Hingga saat ini, bukti paling awal tentang memasak berasal dari sekitar 1.70.000 tahun yang lalu.
Melansir dari Times of India, para ahli sepakat bahwa makanan paling kaya nutrisi dimasak pada suhu yang terkontrol.
Jika Moms memasak supaya cepat matang, maka akan banyak sekali kehilangan nutrisi selama proses tersebut.
Karena itulah, nenek moyang percaya memasak dengan api kecil agar semua nutrisi yang ada mudah diserap oleh tubuh.
Di zaman kehidupan yang serba cepat ini, kebanyakan orang mengadopsi pilihan memasak cepat, yang menyebabkan hilangnya nutrisi dalam makanan yang kita masak.
Semua makanannya sama, dan bahkan gaya memasaknya sama.
Tetapi, satu-satunya perbedaan adalah proses yang digunakan saat memasak hidangan.
Telah terbukti beberapa kali bahwa cara memasak makanan menentukan jumlah nutrisi yang dikandung hidangan tersebut.
Baca Juga: Nggak Kalah Enak dari Restoran, Cara Bikin Nasi Pulen Ternyata Bisa Pakai 3 Bahan Dapur Ini
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR