Nakita.id – Kram perut saat hamil seringkali membuat Moms cemas karena khawatir terjadi sesuatu yang serius pada kehamilan.
Namun pada kenyataannya, sebagian besar kram selama kehamilan adalah hal yang normal.
Kram perut saat hamil terjadi ketika rahim mengembang, menyebabkan ligamen dan otot yang menopangnya meregang.
Ini mungkin lebih terlihat ketika bersin, batuk, atau mengubah posisi.
Kram yang mirip dengan kram menstruasi bisa terjadi selama trimester pertama dan kedua.
Kram awal kehamilan normal ini berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam. Kram biasanya ringan dan dapat berkurang dengan perubahan posisi.
Kram perut saat hamil sering terjadi selama trimester pertama akibat perubahan yang terjadi pada perkembangan bayi.
Kondisi kram perut saat hamil umumnya dapat digambarkan sebagai sensasi yang menarik pada satu atau kedua sisi perut.
Kram ini biasanya merupakan bagian dari perubahan fisik normal pada tubuh yang terjadi sebagai persiapan untuk bayi.
Di awal kehamilan Moms mungkin mengalami kram disertai pendarahan ringan saat embrio ditanamkan ke dinding rahim
Selama trimester kedua, penyebab umum kram adalah nyeri ligamen bundar.
Ligamentum bundar adalah otot yang menopang rahim, dan ketika meregang, Moms mungkin merasakan sakit yang tajam, menusuk, atau nyeri tumpul di perut bagian bawah.
Dilansir dari Flo Health, ketika sel telur yang telah dibuahi membentuk blastokista dan tertanam ke dalam lapisan dinding rahim.
Hal itu dapat menyebabkan sedikit kram di perut bagian bawah.
Ini dikenal sebagai kram implantasi dan seringkali merupakan salah satu tanda awal kehamilan.
Selama dua trimester pertama, terjadi pertumbuhan rahim yang cepat untuk mengakomodasi pertumbuhan janin. Ini juga dapat menyebabkan kram awal kehamilan.
Saat ligamen dan otot yang menopang rahim juga tumbuh, mungkin mengalami nyeri tajam saat berdiri, mengubah posisi, atau bersin/batuk.
Mengubah kadar hormon dapat menyebabkan peningkatan gas, kembung, dan sembelit selama trimester pertama.
Semua masalah gastrointestinal ini dapat menyebabkan sensasi kram.
Dalam beberapa kasus, kram bisa berarti keguguran. Tapi ini tidak selalu terjadi.
Saat kram parah, berkepanjangan, atau terjadi bersamaan dengan perdarahan atau keputihan, pastikan untuk segera mencari pertolongan medis.
Kehamilan ektopik adalah ketika sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rahim. Misalnya, dapat menempel pada saluran rahim, rongga perut, atau leher rahim.
Baca Juga: Normalkah Kram Perut Setelah Melahirkan? Kenali Tanda-tandanya yang Perlu Dikhawatirkan
Kehamilan ektopik dapat menyebabkan kram perut yang parah yang mungkin disertai dengan perdarahan.
Jika Moms mengalami kram parah, dapatkan bantuan medis sesegera mungkin.
Apabila Moms merasakan ketidaknyamanan yang cukup ringan, maka perawatan berikut ini dapat membantu.
- Minum air. Ibu hamil lebih mungkin mengalami kram jika mengalami dehidrasi. Pastikan minum setidaknya delapan gelas air setiap hari.
- Ubah posisi. Saat mengalami kram, cobalah berpindah posisi sambil berbaring atau duduk. Selain itu, jangan menekan sumber rasa sakit.
- Peregangan dan olahraga. Cobalah melakukan senam hamil ringan atau regangkan tubuh untuk menenangkan otot yang kram.
Selain meredakan kram aktif, ini juga dapat membantu mencegah kram di masa mendatang.
- Pijat lembut. Pijat dapat merangsang sirkulasi darah di otot, menghilangkan kram yang tidak nyaman.
Mendapatkan pijatan punggung bawah yang lembut dapat membantu meredakan nyeri.
- Tidur. Cobalah untuk tidur nyenyak selama awal kehamilan karena ini membuat merasa cukup istirahat. Usahakan tidur yang cukup setiap malam.
Meskipun kram awal kehamilan biasanya normal dan tidak mengancam nyawa. Penting juga untuk menemui dokter jika kram menjadi parah disertai dengan perdarahan.
Baca Juga: Kenali Beberapa Tanda Kram Perut saat Hamil Sekaligus Faktor Penyebabnya, Moms Wajib Tahu
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR