Nakita.id - Anak makan banyak tetap kurus karena cacingan. Benarkah?
Mungkin Moms sampai sekarang masih bertanya-tanya terkait benar atau tidaknya anak makan banyak tetap kurus karena cacingan.
Tanpa berlama-lama, simak penjelasan ini terkait benar atau tidaknya anak makan banyak tetap kurus karena cacingan.
Para orangtua tentu mengharapkan tumbuh kembang sang buah hati berjalan optimal.
Mereka berlomba-lomba memberi makan yang banyak demi menggemukan anaknya sendiri.
Terlebih, anak yang memiliki tubuh kurus serta berat badan yang dirasa kurang.
Namun sayangnya, hal tersebut terkadang tidak membuahkan hasil sesuai ekspektasi.
Maka, jangan heran kalau kondisi ini disebut cacingan pada anak.
Meski sudah diberi obat cacing, dalam sebagian kasus, anak tetap kurus meski sudah makan banyak.
Menurut para peneliti, hal ini ada kaitan erat dengan genetik anak tersebut yang diwariskan dari orangtuanya, Moms.
Jadi, jangan heran kalau Moms memiliki tubuh yang kurus sehat, anak pun akan memiliki tubuh yang kurus sehat.
Baca Juga: Bolehkah Pemberian Obat Anak Cacingan Disertai Demam? Ini Penjelasannya
Melansir Nakita, sebuah penelitian yang dipublikasikan pada jurnal PLOS Genetics membahas tentang susunan genetika pada manusia.
Lebih detailnya adalah membahas terkait kekurusan dan obesitas parah pada manusia.
Hasil studi menyoroti beberapa varian genetik yang berkaitan dengan obesitas dan tingkat kekurusan sehat, yang dapat membantu menjelaskan mengapa beberapa orang mudah untuk tetap langsing meski makan berlebihan.
Atau, dalam kata lain, masalah kegemukan tidak hanya disebabkan oleh pola makan, tetapi juga genetik.
"Penelitian ini, untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa orang-orang bisa tetap kurus karena mereka memiliki jumlah gen penyebab kegemukan yang lebih sedikit, bukan karena mereka memiliki gaya hidup yang lebih superior," papar Profesor Sadaf Farooqi selaku pemimpin studi.
"Sangat mudah untuk menghakimi atau memprotes orang-orang obesitas, padahal sains menunjukkan bahwa yang terjadi lebih kompleks. Mengontrol berat badan tidak semudah yang dibayangkan," tambah Profesor Farooqi.
Sebagai informasi, hasil studi ini didapat setelah para peneliti dari University of Cambridge menguji DNA dari 14 ribu orang.
Sebanyak 1.622 merupakan orang kurus, 1.985 adalah orang obesitas, dan 10.433 merupakan orang dengan berat badan normal.
Setelah mengidentifikasi gen yang berkaitan dengan orang kurus, para peneliti kemudian membuat skor risiko gen tersebut untuk setiap partisipan.
"Seperti yang sudah diduga, kami menemukan fakta bahwa mereka yang obesitas memiliki risiko genetika yang lebih tinggi dibanding orang-orang dengan berat badan normal," tutur Dr Ines Barosso selaku peneliti dari Wellcome Sanger Institute.
Artinya, lanjut Dr. Barosso, mereka rentan terhadap kenaikan berat badan.
"Tubuh mereka dipenuhi dengan gen penyebab obesitas," ungkap Dr. Barosso.
Sampai saat ini, meski beberapa studi sebelumnya mengaitkannya dengan metabolisme, masih belum jelas alasan kenapa varian genetika ini dapat mempengaruhi berat badan.
"Para peneliti berharap, penelitian mereka ini dapat membantu mendapatkan pemahaman mengenai epidemi obesitas dan menyempurnakan beberapa strategi penurunan berat badan yang baru dan dapat membantu mereka yang mengalami kegemukan," pungkas. Profesor Farooqi.
Agar Si Kecil bisa terhindar dari risiko cacingan, Moms perlu mewaspadai beberapa tanda-tandanya sebagai berikut:
- Berat badan menurun
- Mual muntah
- Tubuh terasa lemah dan mudah lelah
- Diare
- Sakit perut
- Kehilangan nafsu makan
Semoga bermanfaat, Moms!
Baca Juga: 4 Makanan Sehat yang Harus Rutin Dikonsumsi Anak Cacingan, Termasuk Buah Delima
BERITA POPULER: Cara Daftar PKH yang Cair November 2024 hingga Alasan Andre Taulany Gugat Cerai Istri
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR