Nakita.id – Untuk meredakan asam lambung yang kambuh, banyak orang memilih mengonsumsi obat sebelum makan.
Meski dapat bekerja secara efektif, namun apakah tindakan hal ini aman jika dilakukan secara terus menerus?
Asam lambung merupakan gangguan pencernaan yang menjadi keluhan yang kerap dialami oleh banyak orang.
Kondisi ini biasanya dipicu oleh makanan yang dikonsumsi hingga gaya hidup yang dijalani.
Ketika asam lambung kembali naik ke kerongkongan, gejala yang dapat menyertainya seperti nyeri atau sensasi panas terbakar di dada, mulas, mual hingga rasa pahit di mulut.
Kebanyakan orang memilih untuk mencegah asam lambung dengan meminum obat.
Terdapat berbagai pilihan obat yang tersedia di apotek untuk asam lambung.
Namun, aman tidak ya Moms mengonsumsi obat ini secara terus menerus sebelum makan?
Pada dasarnya, obat asam lambung dirancang untuk diminum setiap hari untuk mengurangi jumlah asam yang dibuat oleh lambung.
Sekaligus dapat mengurangi asam yang naik kembali ke kerongkongan.
Dilansir dari Dr Howard Surgary, dua jenis obat yang paling umum digunakan untuk asam lambung adalah Histamin 2 (H2) Blocker dan Proton Pump Inhibitor (PPI).
Baca Juga: Cara Mengatasi Asam Lambung Naik Selama Masa Kehamilan, Apa yang Harus Dipersiapkan?
H2 Blocker umumnya digunakan untuk mengobati asam lambung ringan hingga sedang dan seringkali efektif jika Moms belum pernah menjalani pengobatan.
Obat ini sering diminum 30 menit sebelum makan untuk memblokir histamin yang merangsang produksi asam.
Mereka juga bisa diminum sebelum tidur untuk menghilangkan mulas di malam hari.
Obat ini termasuk cimetidine, famotidine, nizatidine, dan ranitidine
Sementara itu, PPI adalah obat yang paling umum lainnya untuk memblokir asam yang lebih efektif untuk jangka waktu yang lebih lama daripada H2 Blocker.
Ini perlu diambil setiap hari untuk pengobatan agar bekerja dengan baik.
Beberapa PPI umum yang tersedia atau dengan resep dokter meliputi: omeprazole, lansoprazole, esomeprazole, dan dexlansoprazole.
Meski aman digunakan tiap hari, sama seperti obat lainnya tidak menutup kemungkinan terdapat efek samping yang dapat muncul.
Baik H2 Blocker dan PPI telah diketahui menyebabkan efek samping ringan termasuk sakit kepala, diare, mual, gas, dan sakit tenggorokan. Efek ini biasanya ringan dan sementara.
Sementara, sebagian besar dokter setuju bahwa obat asam lambung aman digunakan untuk jangka waktu pendek.
Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan PPI jangka panjang telah dikaitkan dengan:
Baca Juga: 7 Pemicu Asam Lambung Naik dan Tips Mengatasi Rasa Sakitnya, Simak!
PPI memblokir produksi asam yang berpotensi merusak kerongkongan.
Tubuh merespons tindakan ini dengan memproduksi lebih banyak sel untuk meningkatkan hormon yang disebut gastrin yang menghasilkan asam.
Terlalu banyak gastrin dapat meningkatkan pertumbuhan tumor gastrointestinal.
Kadar asam yang berkurang memungkinkan beberapa bakteri berkembang biak.
Jika isi perut naik ke kerongkongan, bakteri dapat terhirup ke dalam paru-paru.
Peningkatan produksi gastrin akibat mengonsumsi PPI dapat menghambat penyerapan kalsium, membuat tulang lebih rapuh.
Baru-baru ini ditemukan bahwa risiko serangan jantung pada orang dewasa meningkat sebanyak 20% dengan penggunaan PPI jangka panjang.
Studi menunjukkan bahwa demensia bisa menjadi efek samping dari penggunaan jangka panjang.
Moms juga harus mengetahui interaksi obat yang dapat terjadi jika menggunakan PPI dan beberapa obat yang diminum untuk menurunkan risiko serangan jantung (seperti plavix dan aspirin).
Menggunakan keduanya dapat membuat kedua obat bekerja kurang efektif.
Bicaralah dengan dokter tentang semua obat yang diminum, baik yang dijual bebas atau diresepkan.
Baca Juga: Terapkan Mulai dari Sekarang, Pola Hidup Sehat untuk Penderita Asam Lambung
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR