Nakita.id - Yuk, Moms ketahui beberapa hal mengenai pubertas pada anak perempuan.
Apakah Moms sudah mempersiapkan jika sewaktu-waktu anak menunjukkan gejala pubertasnya?
Tentu saja selama anak mengalami gejala pubertas, Moms dan Dads perlu mendampinginya.
Seringkali tidak mudah menghadapi berbagai macam gejala selama masa pubertas.
Berbagai macam perubahan yang terjadi pada tubuh anak membuatnya menjadi malu.
Biasanya, anak perempuan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan anak laki-laki, yaitu pada usia 8 hingga 14 tahun.
Tapi, ada juga anak-anak remaja perempuan yang mengalami keterlambatan pubertas atau delayed puberty.
Pada anak perempuan, keterlambatan pubertas terjadi ketika anak tidak kunjung menunjukkan gejala pubertas sampai pada usia 14 tahun.
Keterlambatan pubertas juga digejalai dengan tidak adanya tanda-tanda menstruasi 5 tahun setelah tumbuhnya payudara.
Bagaimana cara mengatasinya?
Tentunya, wajib untuk langsung dikonsultasikan dengan dokter jika Moms dan Dads merasa anak menunjukkan gejala keterlambatan pubertas.
Baca Juga: Ketahui 6 Penyebab Anak Perempuan Terlambat Mengalami Pubertas
Nantinya, dokter akan memberikan penanganan yang paling baik untuk mengatasinya.
Biasanya, dokter akan mengarahkan anak untuk melakukan rangkaian terapi hormon.
Melansir dari Kid's Health, untuk anak laki-laki akan diberikan infeksi hormon testosteron.
Sementara anak perempuan diberikan hormon estrogen untuk membantu gejala pubertas.
Penanganannya bisa dilakukan selama kurang lebih 4 hingga 6 bulan.
Jika salah satu orangtua dulunya mengalami keterlambatan pubertas. Maka kemungkinan besar hal tersebut juga dapat terjadi pada anak.
Tidak mendapatkan cukup makanan atau pola makan yang rendah nutrisi dapat mengganggu pertumbuhan.
Salah satunya ketika tubuh tidak memiliki jumlah lemak yang cukup.
Dilansir dari Flo Health, tubuh membutuhkan cadangan lemak yang cukup untuk memulai pubertas, terutama saat menstruasi.
Kekurangan makanan, aktivitas fisik yang berlebihan, gangguan makan, atau pola makan yang tidak seimbang dapat menyebabkan pubertas tertunda.
Gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia dapat menjadi penyebab anak perempuan mengalami keterlambatan pubertas.
Baca Juga: Ini Dia Cara Terbaik Orang Tua Mendampingi Anak di Masa Pubertas
Akibat kondisi ini membuat mereka kekurangan gizi dan kekurangan lemak tubuh.
Sehingga memengaruhi kemampuan mereka untuk menghasilkan atau mempertahankan periode menstruasi bulanan sehingga menyebabkan pubertas tertunda.
Hipogonadisme terjadi ketika ovarium menghasilkan sedikit atau tidak ada hormon, karena kerusakan ovarium atau perkembangan yang tidak tepat.
Hipogonadisme juga dipicu oleh disfungsi pada bagian otak yang mengontrol proses pubertas.
Sementara itu, hipogonadisme hipogonadotropik terkadang merupakan bagian dari beberapa sindrom, tetapi biasanya tidak memiliki penyebab.
Penyebab anak mengalami keterlambatan pubertas karena mengalami kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Penyakit kronis yang diderita dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangannya terganggu.
Adapun contoh penyakit kronis yang dapat menyebabkan pubertas terlambat antara lain fibrosis kistik, diabetes, penyakit ginjal, asma, penyakit sel sabit, penyakit celiac.
Perawatan yang tepat dapat mengendalikan penyakit dan memungkinkan dapat mendukung pubertas.
Alasan lain yang melatarbelakangi pubertas yang terlambat adalah adanya gangguan genetik.
Misalnya, adanya gangguan kromosom seperti sindrom Turner dan sindrom Klinefelter dapat mencegah atau memperlambat pubertas untuk mendiagnosis hal ini, memerlukan pengujian laboratorium.
Baca Juga: Apa Dampak yang Ditimbulkan dari Pubertas Sejak Dini pada Anak?
Source | : | Kid's Health |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR