Nakita.id – Setiap anak mengalami pubertas di usia yang berbeda-beda.
Biasanya pubertas pada anak perempuan dimulai lebih cepat dibandingkan anak laki-laki.
Pada anak perempuan rata-rata mengalami pubertas di usia sekitar 10 tahun sementara pada laki-laki dimulai sekitar usia 12 tahun.
Meski demikian, beberapa anak mungkin mengalami pubertas lebih dini dari usia seperti umumnya.
Dalam istilah medis, pubertas dikenal juga dengan "precocious puberty".
Ini berarti tanda-tanda fisik seorang anak tentang kematangan seksual berkembang terlalu cepat.
Termasuk pertumbuhan payudara, rambut kemaluan, dan perubahan suara.
Dikatakan pubertas dini apabila anak laki-laki mengalami pubertas sebelum usia 9 tahun dan pada anak perempuan terjadi sebelum usia 8 tahun.
Terdapat beberapa penyebab yang dapat menjelaskan mengapa kondisi ini dapat terjadi.
Tahap awal pubertas dimulai dari area otak hipotalamus memberi sinyal pada kelenjar hipofisis untuk melepaskan hormon.
Pada perempuan, hormon memberi tahu ovarium untuk membuat hormon estrogen dan memicu pertumbuhan dan pelepasan sel telur.
Baca Juga: Ciri-ciri Primer dan Sekunder Pubertas Anak Perempuan dan Cara Merawat Organ Intim yang Benar
Sementara pada laki-laki, hormon memberi tahu testis untuk membuat hormon testosteron dan sperma.
Pubertas dini terjadi karena otak mengirimkan sinyal lebih awal dari yang seharusnya.
Terkadang tidak ada masalah atau pemicu medis lain yang mendasarinya atau dikarenakan faktor riwayat keluarga.
Pada kasus yang lebih jarang, pubertas dini berasal dari masalah yang lebih serius, seperti tumor atau cedera. Masalah tiroid atau ovarium juga bisa memicu pubertas dini.
Dalam kasus ini, gejala lain biasanya terjadi yang mengarah ke masalah yang lebih serius.
Pubertas dini paling umum terjadi terutama pada anak perempuan.
Pubertas sebelum waktunya kurang umum pada anak laki-laki, dan lebih mungkin terkait dengan masalah medis lainnya. Selain itu, untuk sekitar 5% anak laki-laki, kondisi ini diwariskan.
Penyebab pubertas dini mungkin disebabkan oleh tumor atau pertumbuhan pada ovarium, kelenjar adrenal, kelenjar pituitari, atau otak.
Penyebab lain mungkin termasuk masalah sistem saraf pusat, riwayat penyakit keluarga, atau sindrom genetik langka tertentu.
Dalam banyak kasus, tidak ada penyebab yang dapat ditemukan untuk gangguan tersebut. Ada dua jenis pubertas dini:
Ini adalah jenis pubertas prekoks yang paling umum. Sebagian besar anak perempuan dan separuh anak laki-laki dengan pubertas dini memiliki tipe ini.
Baca Juga: Orangtua Wajib Tahu, Apakah Ada Tanda Berakhirnya Masa Pubertas?
Dilansir dari Stanford Medicine Children Health, pubertas dimulai dengan sekresi awal hormon yang disebut gonadotropin. Gonadotropin termasuk hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH).
Pada anak perempuan, pubertas dini dapat disebabkan oleh maturitas awal hipotalamus, kelenjar pituitari, dan ovarium.
Tetapi dalam banyak kasus, tidak ada penyebab yang dapat ditemukan.
Ini adalah bentuk pubertas dini yang tidak dimulai dengan pelepasan awal gonadotropin.
Sebaliknya itu disebabkan oleh sekresi awal hormon seks tingkat tinggi. Ini termasuk androgen pria dan estrogen wanita.
Seorang anak berisiko mengalami pubertas sebelum waktunya jika dia memiliki salah satu dari ini:
1. Masalah di otak, seperti tumor otak.
2. Cedera otak, baik akibat operasi atau benturan di kepala, yang memengaruhi keseimbangan hormon.
3. Peradangan otak, terkadang karena infeksi
4. Masalah dengan ovarium atau kelenjar tiroid
5. Kelainan genetik, seperti sindrom McCune-Albright
Baca Juga: Apa Dampak yang Ditimbulkan dari Pubertas Sejak Dini pada Anak?
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR