Nakita.id - Hingga kini, banyak orangtua yang bingung apakah dampak buruk menonton TV untuk balita lebih besar daripada manfaatnya.
Kini, Moms mungkin tahu bahwa semakin banyak acara televisi yang khusus untuk menghibur anak kecil.
Meski ada banyak acara mendidik untuk balita, tidak baik bagi balita untuk terus terpaku pada televisi.
Bagaimanapun, bermain secara langsung lebih baik bagi anak daripada menonton TV.
Tahukah Moms, bila balita yang menonton TV sebelum atau pada usia prasekolah berisiko lebih besar mengalami tantangan perkembangan dan masalah perilaku dibandingkan dengan balita yang tidak menonton TV.
Melansir Momjunction, berikut bahaya menonton TV bagi balita yang perlu Moms pahami.
Menurut penelitian, terlalu banyak menonton TV bisa mengubah struktur otak balita secara permanen.
Balita yang terlalu banyak menghabiskan waktu untuk menonton TV bisa membuat anak alami kesulitan dalam kecerdasan verbalnya.
Banyak menonton TV juga bisa merusak fungsi kognitif balita.
Ini lantaran kecepatan pengetahuan yang didapat balita dari menonton TV tidak selalu meningkat sesuai dengan kemampuan mental balita.
Tontonan TV untuk balita di bawah 2 tahun tidak selalu berkolerasi dengan kemampuan kognitif balita.
Anak mungkin memiliki gambaran dunia nyata yang sangat menyimpang dari pendidikan yang diterima dari menonton TV.
Menonton TV bisa membuat anak kecanduan.
Anak jadi betah berjam-jam terpaku di depan TV.
Ini membuat anak bisa kehilangan banyak waktu di situasi nyata.
Padahal, bila anak bersosialisasi langsung dengan orang lainnya bisa mengembangkan berbagai fungsi otaknya.
Anak yang belajar di dunia nyata akan lebih banyak mempelajari ilmu daripada dari menonton TV.
Bila balita terus menerus terpapar TV, bisa mematikan kemampuan berpikirnya.
Sehingga membuat anak kehilangan sikap inisiatif.
Sebab, acara TV biasanya hadir dengan aktivitas yang sudah diprogram.
Sehingga, membuat balita berinisiatif dan berpikir atau melakukan sesuatu.
Ketika balita terlalu banyak menonton TV maka bisa membuat anak lebih lambat untuk mampu membaca.
Dianjurkan bagi orangtua mengajarkan anak membaca sejak anak sudah bisa memegang buku.
Bahkan, bila memungkinkan dilakukan lebih awal.
Ini bisa membuat anak lebih cepat membaca.
Namun, kebiasaan menonton TV berlebihan membuat anak kehilangan minat membaca.
Sebagian besar ahli yang menangani kemampuan bicara dan bahasa pada bayi memperingatkan terlalu banyak mendengar suara TV bisa menghambat kemampuan bicara balita.
Saat anak fokus mendengarkan suara TV maka akan kesulitan mendengarkan suara atau kata lain.
Terus menerus menonton TV membuat anak kesulitan berbicara bahkan bisa secara permanen.
Banyak menonton TV membuat anak nantinya sulit bila belajar dnegan guru.
Sebab, acara di TV biasanya cepat dan penuh animasi sehingga anak sulit mengikuti pengajaran reguler di kelas.
Anak juga bisa menjadi sulit memperhatikan ketika belajar di rumah.
Itulah dia Moms penjelasan mengenai dampak buruk terlalu banyak menonton TV pada balita.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR