نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Rajaba lillâhi ta‘âlâ
Artinya, "Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah SWT"
Persoalan muncul ketika sebagian orang masih memiliki tanggungan utang puasa Ramadan, apakah boleh baginya menggabungkan niat puasa Rajab dengan qadha puasa Ramadan?
Puasa Rajab sebagaimana puasa sunah lainnya sah dilakukan dengan niat berpuasa secara mutlak, tidak disyaratkan ta’yin (menentukan jenis puasanya).
Misalkan dengan niat, saya niat berpuasa karena Allah, tidak harus ditambahkan karena melakukan kesunahan puasa Rajab.
Sementara puasa qadha Ramadan tergolong puasa wajib yang wajib ditentukan jenis puasanya, misalkan dengan niat saya niat berpuasa qadha Ramadan fardlu karena Allah.
Menggabungkan niat puasa Rajab dengan puasa qadha Ramadan hukumnya diperbolehkan (sah) dan pahala keduanya bisa didapatkan.
Bahkan menurut Syekh al-Barizi, meski hanya niat meng-qadha puasa Ramadan, secara otomatis pahala berpuasa Rajab bisa didapatkan.
Dalam kitab Al-I’ab ditambahkan, dari kesimpulan tersebut, Syekh al-Barizi berfatwa bahwa apabila seseorang berpuasa qadha (Ramadan) atau lainnya di hari-hari yang dianjurkan berpuasa, maka pahala keduanya bisa didapat, baik disertai niat berpuasa sunnah atau tidak.
Ulama lain menyebutkan, demikian pula apabila berketepatan bagi seseorang dalam satu hari dua puasa rutin, seperti puasa hari Arafah dan puasa hari Kamis.
Baca Juga: Pola Tidur yang Baik Saat Jalani Puasa Supaya Bisa Tetap Sehat
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR