Hasto mengungkapkan jika anak dengan stunting dia perlu memahami segala sesuatu hal secara berulang kali.
Terutama dalam kemampuan mereka membaca dan memahami sesuatu.
"Ketika stunting tinggi, kemampuan intelektualnya rendah sehingga dia baca dua sampai tiga kali belum paham," jelas Hasto.
Dikarenakan intelektual yang terbatas membuat anak stunting memiliki skill yang terbatas juga.
Hasto mengungkapkan jika pihaknya mengkhawatirkan kondisi stunting jika angkanya tidak mengalami penurunan.
Dikhawatirkan puncak bonus demografi di Indonesia pada tahun 2045 terancam terbuang sia-sia.
Stunting bisa menghambat untuk Indonesia memetik bonus demografi.
"Bangsa kita jadi medium dan low skill. Kalau seperti itu kita tidak akan mendapatkan bonus demografi adalah tahun Indonesia emas," ungkapnya.
Padahal bonus demografi bisa menjadi kesempatan baik yang tidak bisa terulang.
Pada tahun-tahun yang akan datang, Indonesia akan kebanjiran usia produktif.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR