Nakita.id – Selamat Hari Gizi Nasional, Moms.
Hari Gizi Nasional Tahun 2023 diperingati pada hari ini, Rabu (25/1/2023).
Tema Hari Gizi Nasional kali ini adalah Protein Hewani Cegah Stunting.
Tema HGN di tahun 2023 menjadi ajakan kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama mencegah stunting pada Si Kecil.
Memaknai pentingnya Hari Gizi Nasional, Nestlé Indonesia mengajak para awak media untuk berdiskusi memahami pentingnya asupan gizi dan nutrisi dalam kehidupan sehari-hari.
Pada kesempatan ini, hadir pula Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS., selaku Guru Besar Pangan dan Gizi di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Seperti diketahui, berbagai masalah kesehatan di berbagai kalanhgan seringkali disebabkan oleh tidak seimbangnya nutrisi.
Ketidakseimbangan ini bisa menyebabkan obesitas, anemia, dan bahkan stunting pada anak-anak.
Kini, permasalahan gagal tumbuh pada anak atau stunting merupakan salah satu isu kesehatan yang menjadi fokus pemerintah Indonesia.
Kasus stunting juga dicermati oleh berbagai pihak, mulai dari masyarakat. organisasi, institusi, dan juga media.
Angka stunting di Indonesia memang mengalami penurunan.
Baca Juga: Anak Mengalami Stunting Masih Bisa Diperbaiki? Menurut Ahli Gizi Pertumbuhannya Bisa Dikejar!
Diketahui, pada tahun 2014 angka stunting dari 37% turun menjadi 21% pada tahun 2022.
Penurunan stunting ini terus digodok oleh pemerintah.
Percepatan penurunan stunting di Indonesia ditargetkan hingga 14% di tahun 2024.
Sebagai perusahaan makanan yang berfokus pada gizi, kesehatan, dan keafiatan masyarakat, Nestle senantiasa berkomitmen untuk menggunakan potensi makanan dalam meningkatkan kualitas hidup setiap individu.
Ini dilakukan untuk saat ini hingga di masa yang akan datang.
Sebagai bentuk komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah Indonesia menurunkan angka stunting, Nestle berambisi mewujudkan 50 juta anak untuk menjalani hidup yang lebih sehat pada tahun 2030.
Nestle juga menginspirasi masyarakat untuk menjalani hidup yang lebih bahagia.
Tak hanya itu, dukungan juga dilakukan dengan membangun, berbagi, dan menerapkan pengetahuan mengenai gizi seimbang.
Untuk diketahui, dalam materi yang dipaparkan, Prof. Ali menjelaskan anak bisa disebut stunting bila tinggi badan dan kurang dari angka sebagai berikut:
Data ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 Tahun 2020.
Menurut Prof. Ali, stunting jadi masalah kesehatan yang harus diprioritaskan mengingat dampaknya berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Anak yang mengalami stunting lebih rentan terpapar penyakit dan menurunkan produktivitas.
"Kekurangan gizi tidak saja membuat stunting, tetapi juga menghambat kecerdasan memicu penyakit dan menurunkan produktivitas," terangnya.
Perkembangan otak anak stunting akan mengalami gagal tumbuh sehingga membuat Si Kecil memiliki berat badan lahir rendah, kecil, pendek, dan kurus.
Serta, hambatan perkembangan kognitif dan motorik yang berpengaruh pada perkembangan otak dan keberhasilan pendidikan.
Pada gangguan metabolik di usia dewasa, ini bisa meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes, obesitas, stroke, serta penyakit jantung.
Dalam penanggulangan stunting, bisa dilakukan dalam upaya pencegahan dengan memberikan nutrisi terbaik di 100 hari pertama kehidupan (HPK) dan penanganan dimulai dari stimulasi, pengasuhan, dan pemberian makanan tambahan.
Baca Juga: Anak Stunting Cenderung Tidak Produktiv, BKKBN Khawatirkan Bisa Ancam Bonus Demografi
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR