Nakita.id – Perkembangan bicara anak menjadi perhatian bagi semua orang tua.
Sementara beberapa anak mungkin berbicara lebih awal, ada pula yang mengalami keterlambatan.
Namun ketika anak sudah berusia 3 tahun dan belum lancar berbicara, perlukah Moms khawatir?
Pada usia 3 tahun, kosakata balita biasanya meningkat menjadi sekitar 1.000 kata, dan mereka biasanya dapat berbicara dalam kalimat 3 dan 4 kata.
Jika anak tidak mencapai tonggak ini, mereka bisa saja mengalami keterlambatan bicara atau bahasa.
Mengetahui cara menemukan keterlambatan komunikasi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya adalah kuncinya.
Tetapi sebelum mencari langkah berikutnya, perlu tahu apa penyebab anak tidak lancar berbicara.
Gangguan pendengaran apa pun dapat berdampak langsung pada perkembangan bicara dan bahasa.
Jika seorang anak tidak dapat mendengar semua suara dalam bahasa mereka, itu akan memengaruhi kemampuannya untuk mendengar kata-kata dengan jelas dan memahami artinya.
Mereka juga akan mengalami kesulitan belajar bagaimana mengucapkan kata-kata.
Jika anak terlambat dalam perkembangan bicara dan bahasa, sangat penting untuk menyingkirkan gangguan pendengaran sejak dini.
Baca Juga: Lakukan Cara Ini Agar Anak Bisa Cepat Berbicara, Simak Selengkapnya Moms!
Beberapa anak mengalami kesulitan dengan gerakan oral-motorik.
Ini mengacu pada kemampuan untuk mengoordinasikan bibir, lidah, dan rahang mereka untuk menghasilkan ucapan.
Kadang-kadang suatu kondisi yang disebut apraksia bicara masa kanak-kanak menyebabkan kesulitan oral-motorik ini.
Dilansir dari Speech and Sound Clinic, apraxia adalah gangguan bicara yang mencegah tubuh manusia menghasilkan ucapan.
Mayoritas individu yang menderita gangguan ini memiliki defisit neurologis.
Kondisi ini adalah saat otak merasa tertantang untuk mengoordinasikan rahang, bibir, dan lidah untuk membuat ucapan.
Anak-anak yang mengalami apraksia akan kesulitan mengartikulasikan suku kata, bunyi, dan kata.
Kemungkinan besar anak-anak akan mengalami apraksia jika mengalami kerusakan saraf.
Trauma, penyakit, atau cedera dapat menyebabkan apraksia, serta kelainan genetik dan degeneratif.
Keterlambatan bicara dan bahasa mungkin ada dengan sendirinya. Ini juga dapat hidup berdampingan dengan ketidakmampuan belajar lainnya.
Beberapa di antaranya termasuk gangguan spektrum autisme, ADHD, cacat intelektual, dan cacat perkembangan.
Baca Juga: Ayah Bisa Berperan Sama Mengajarkan Si Kecil Berbicara Lewat 4 Cara Menyenangkan Ini
Jika seorang anak memiliki masalah neurologis yang mendasarinya, ini dapat memengaruhi kemampuannya untuk berbicara dengan jelas.
Cerebral palsy, distrofi otot, dan cedera otak traumatis adalah beberapa contoh diagnosis yang dapat memengaruhi kemampuan berbicara.
Anak-anak perlu bermain setiap hari. Mereka perlu distimulasi dan dilibatkan dalam aktivitas bermain yang berbeda untuk mengembangkan keterampilan bahasa.
Jika seorang anak tidak sering diajak bicara, tidak mendengar model bahasa, dan tidak memiliki kesempatan untuk bermain, mereka mungkin lebih berisiko mengalami keterlambatan komunikasi.
Ini adalah contoh yang bagus mengapa mengurangi waktu layar sangat penting untuk perkembangan bicara dan bahasa.
Jika bayi tidak mengoceh atau mengeluarkan suara lain pada usia 2 bulan, itu bisa menjadi tanda paling awal dari keterlambatan bicara.
Pada usia 18 bulan, sebagian besar bayi dapat menggunakan kata-kata sederhana seperti “mama” atau “dada”. Tanda-tanda keterlambatan bicara pada balita yang lebih tua adalah:
Usia 2 tahun: tidak menggunakan setidaknya 25 kata
Usia 2, 5 tahun : tidak menggunakan frase dua kata yang unik atau kombinasi kata benda-kata kerja
Usia 3 tahun: tidak menggunakan setidaknya 200 kata, tidak menanyakan sesuatu dengan namanya, sulit dimengerti bahkan jika Moms tinggal bersama mereka.
Usia berapa pun : tidak dapat mengucapkan kata-kata yang dipelajari sebelumnya
Baca Juga: Berperan Sama Melatih Anak agar Cepat Berbicara, Mengurangi Risiko Si Kecil Mengalami Speech Delay
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR