Nakita.id - Sudahkah Moms ketahui daftar jenis KB yang tidak bikin badan jadi gemuk?
Yuk, ketahui daftarnya berikut ini.
Setelah berdiskusi dengan Dads, akhirnya Moms dan Dads sepakat untuk menggunakan KB.
Tapi, masih banyak juga yang ragu karena takut memengaruhi postur tubuh. Sebab, banyak kabar beredar bahwa penggunaan KB bisa membuat Moms dan gemuk.
Ada daftar jenis KB yang tidak akan membuat Moms jadi gemuk, lo. Apa saja, ya?
Moms dan Dads tentu sudah tak asing dengan alat kontrasepsi yang satu ini.
Bahan lateks dalam kondom yang berfungsi untuk membungkus penis saa berhubungan intim demi mencegah sperma masuk ke dalam vagina dan rahim.
Kondom ini tersedia untuk pria dan wanita. Pada pria, kondom dipakai saat akan berhubungan seksual.
Sementara, kondom wanita dapat dimasukkan ke vagina delapan jam sebelum bercinta.
Spermisida tersedia dalam bentuk krim, gel, atau tablet, yang harus dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim, guna membunuh sel sperma.
Selain itu, beberapa jenis kondom juga ada yang dilapisi oleh spermisida.
Baca Juga: Cara Minum Pil KB dan Dosis yang Aman Digunakan, Yuk Simak!
Meski tidak menyebabkan gemuk, sayangnya alat KB ini dapat menyebabkan alergi atau iritasi pada sebagian orang.
Gejalanya bisa berupa rasa perih, gatal, atau kemerahan pada organ intim saat digunakan dalam berhubungan seksual.
IUD atau Intra Uterine Device ini lebih populer sebagai KB spiral.
IUD berbentuk huruf T dan berukuran sekitar 3 cm yang dimasukkan ke dalam rahim.
Ada dua jenis IUD yang umumnya digunakan, yakni yang mengandung hormon atau yang tidak mengandung hormon.
Spiral ini dapat digunakan hingga 10 tahun.
Sedangkan, IUD yang mengandung hormon dilengkapi dengan hormon progestin yang berfungsi untuk menebalkan lendir pada serviks dan mencegah pembuahan di dalam rahim.
IUD hormonal dapat digunakan hingga 3–5 tahun.
Kendati umumnya tidak menyebabkan peningkatan berat badan, tetapi pada sebagian kecil wanita yang menggunakan IUD hormonal. Sedikit peningkatan berat badan juga mungkin terjadi.
Cervical cap adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari karet yang fleksibel. Penggunaannya diletakkan di mulut rahim untuk mencegah sperma menuju ke rahim.
Cervical cap akan bekerja efektif untuk mencegah kehamilan jika digunakan bersamaan dengan spermisida.
Baca Juga: Mengenal Keunggulan KB Implan Dibandingkan dengan Jenis Lainnya
Para ahli percaya beberapa faktor dapat menyebabkan penambahan berat badan pada KB hormonal:
Banyak orang mulai menggunakan KB hormonal selama masa remaja atau dewasa muda.
Ini adalah ketika sejumlah kenaikan berat badan khas seiring bertambahnya usia dan tubuh berkembang.
Stres berlebih dapat meningkatkan peluang untuk menambah berat badan. Bagi orang yang memulai pil KB saat remaja atau dewasa muda, dapat menyebabkan kenaikan berat badan terkait stres.
Mengonsumsi progestin dapat memengaruhi nafsu makan. Peningkatan kadar progesteron dapat memicu episode makan berlebihan secara emosional.
Serta mungkin lebih cenderung mengonsumsi makanan yang dikemas dengan karbohidrat, garam, dan lemak.
Beberapa pengguna KB juga melihat efek samping dari retensi cairan selama beberapa bulan pertama minum pil, yang dapat menambah beberapa kilogram.
Meskipun mungkin ada efek samping terkait hormonal yang terkait dengan berat badan, kontrasepsi oral telah berubah selama bertahun-tahun.
Ketika pil pertama kali diperkenalkan pada 1950-an, pil itu mengandung dosis estrogen dan progestin yang jauh lebih tinggi.
Saat ini, pil tersebut hanya mengandung sebagian kecil dari dosis hormon aslinya, sehingga kecil kemungkinannya menyebabkan efek samping yang serius.
Meskipun pada beberapa wanita mungkin dapat mengalami kenaikan berat badan, hal ini biasanya hanya bersifat sementara. Biasanya berat badan akan kembali normal setelah 2-3 bulan pemakaian.
Baca Juga: Setelah Melahirkan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Ibu Pasang KB?
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR