Oleh karena itu, jika bayi sering tidur siang dan tidur lebih lama di malam hari, mereka mungkin mengalami lonjakan pertumbuhan.
Jika bayi membutuhkan waktu terlalu sedikit atau terlalu lama untuk menyusu, mereka mungkin mendapatkan ASI yang tidak mencukupi.
Hal ini mungkin membuat mereka tidur lebih dari empat jam sekaligus dan menjadi lesu.
Pemberian makan yang tidak mencukupi juga bisa membuat mereka lesu.
Imunisasi dapat menyebabkan efek samping ringan pada bayi, seperti mengantuk dan lesu, yang dapat berlangsung selama satu atau dua hari.
Bayi yang tidur terus menerus juga bisa menjadi tanda memiliki penyakit yang menyadarinya.
Terutama apabila menunjukkan tanda-tanda mengantuk atau lesu bahkan setelah tidur lama, dan kurang tertarik untuk menyusu.
Bayi lesu atau yang tidur lebih lama dan kurang energi bisa memiliki gula darah rendah.
Mereka mungkin juga lalai terhadap suara atau pemandangan saat bangun dan sulit bangun untuk menyusu.
Karena kadar bilirubin yang tinggi selama penyakit kuning, bayi mungkin menjadi lebih mengantuk, lelah, dan kurang tertarik untuk makan.
Bayi memiliki kekebalan yang lebih rendah dan lebih rentan terhadap infeksi.
Baca Juga: Kapan Waktu Terbaik Lakukan Sleep Training untuk Bayi?
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR