Nakita.id – Bayi yang baru lahir memiliki jumlah waktu tidur yang lebih banyak.
Selain itu, mereka juga belum memiliki siklus tidur yang teratur sehingga hal ini kerap menjadi tantangan bagi orangtua.
Tidak heran kalau bayi akan tidur siang lebih lama dan lebih banyak terjaga di malam hari.
Biasanya bayi harus tidur 14 hingga 17 jam sehari hingga usianya empat bulan dan 12 hingga 15 jam hingga usia satu tahun.
Namun, bayi di bawah tujuh bulan dapat tidur hingga 19 jam, tergantung pada kebutuhan istirahatnya.
Namun demikian, karena perutnya kecil, mereka biasanya bangun setiap dua hingga tiga jam untuk diberi makan dalam beberapa minggu pertama.
Meski begitu, terkadang tidur berlebihan pada bayi seringkali membuat Moms bertanya-tanya apakah hal tersebut normal.
Tidur dapat meningkatkan perkembangan otak, pembentukan jaringan saraf dan pembentukan perilaku.
Karena masa kanak-kanak adalah periode pertumbuhan yang cukup besar bayi menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur.
Namun, beberapa faktor berikut juga bisa menyebabkan bayi baru lahir banyak tidur:
Dilansir dari Mom Junction, otak bayi menghasilkan hormon pertumbuhan manusia (HGH) saat tidur.
Baca Juga: Mulai Terapkan Pola Tidur Ini pada Bayi Agar Tidak Begadang
Oleh karena itu, jika bayi sering tidur siang dan tidur lebih lama di malam hari, mereka mungkin mengalami lonjakan pertumbuhan.
Jika bayi membutuhkan waktu terlalu sedikit atau terlalu lama untuk menyusu, mereka mungkin mendapatkan ASI yang tidak mencukupi.
Hal ini mungkin membuat mereka tidur lebih dari empat jam sekaligus dan menjadi lesu.
Pemberian makan yang tidak mencukupi juga bisa membuat mereka lesu.
Imunisasi dapat menyebabkan efek samping ringan pada bayi, seperti mengantuk dan lesu, yang dapat berlangsung selama satu atau dua hari.
Bayi yang tidur terus menerus juga bisa menjadi tanda memiliki penyakit yang menyadarinya.
Terutama apabila menunjukkan tanda-tanda mengantuk atau lesu bahkan setelah tidur lama, dan kurang tertarik untuk menyusu.
Bayi lesu atau yang tidur lebih lama dan kurang energi bisa memiliki gula darah rendah.
Mereka mungkin juga lalai terhadap suara atau pemandangan saat bangun dan sulit bangun untuk menyusu.
Karena kadar bilirubin yang tinggi selama penyakit kuning, bayi mungkin menjadi lebih mengantuk, lelah, dan kurang tertarik untuk makan.
Bayi memiliki kekebalan yang lebih rendah dan lebih rentan terhadap infeksi.
Baca Juga: Kapan Waktu Terbaik Lakukan Sleep Training untuk Bayi?
Jika bayi mengalami demam, batuk, atau perubahan warna kulit atau terlalu banyak tidur dan kurang menyusu, mereka mungkin tertular infeksi.
Bayi baru lahir yang secara teratur tidur lebih dari tiga sampai empat jam harus dibangunkan untuk diberi makan.
Bayi yang diberi ASI perlu dibangunkan setiap dua hingga tiga jam, sedangkan bayi yang diberi susu botol dapat tidur dengan nyaman selama tiga hingga empat jam.
Jika Moms merasa bayi baru lahir tidur selama berjam-jam yang tidak biasa, perlu memperhatikan beberapa hal.
Pastikan apakah mereka menyusu delapan hingga 12 kali dan memiliki setidaknya enam popok basah dan tiga popok kotor sehari.
Selain itu, amati kesulitan bernapas, berat badan rendah, rewel saat bangun, kulit pucat, dan muntah setelah menyusu.
Apabila mereka mengalami gejala seperti konsultasikan dengan dokter. Namun, jika bayi hanya tampak lesu, ia mungkin kurang makan atau kurang tidur.
Maka kiat berikut dapat membantu Moms mengatasi hal ini.
- Saat mereka bangun, beri mereka makan setiap 1 hingga 2 jam, dan saat mereka menunjukkan tanda-tanda lapar.
- Saat bayi disusui, pastikan mereka benar-benar terjaga.
- Suhu yang nyaman membantu tidur, jadi jaga agar ruangan tetap sejuk dan gelap, tidak terlalu dingin atau hangat.
Baca Juga: Anak Tidak Mau Tidur Siang? Berikut 5 Tips yang Bisa Moms Lakukan
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR