Nakita.id - Bagaimana cara dokter mendiagnosa kanker anak?
Moms dan Dads harus tahu, cara dokter mendiagnosa kanker anak tentu berbeda-beda berdasarkan jenisnya.
Namun sayangnya, tak banyak orangtua yang tahu persis cara dokter mendiagnosa kanker anak itu sendiri.
Tanpa berlama-lama lagi, simak penjelasan berikut menurut dr. Dina Garniasih RD, Sp.A, M.Kes.
Sebagai informasi, dr. Dina menyampaikan ada dua jenis kanker yang perlu diketahui, yaitu kanker cair dan kanker padat.
Untuk kanker cair sendiri, tahap awal yang biasanya dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin.
“Untuk mendiagnosa, secara awal itu kita akan periksakan darah rutin untuk ke arah kanker cair atau leukemia tadi,” terang dr. Dina saat diwawancara khusus dengan Nakita pada Jumat (3/2/2023).
“Dengan pemeriksaan darah rutin, kita bisa melihat apakah ada kecurigaan suatu leukemia atau tidak,” lanjutnya menerangkan.
Dokter spesialis anak ahli hemato-onkologi ini melanjutkan, untuk memastikan leukemia atau tidaknya, maka akan dilakukan aspirasi sumsum tulang.
“Kalau pada bayi dilakukan di bawah lutut, sedangkan pada anak dilakukan di tulang panggul,” sebutnya.
“Dari pemeriksaan aspirasi (sumsum tulang), akan diperoleh suatu diagnosis secara pastinya apakah dia (anak) memang leukemia atau bukan. Lalu, apakah jenis dari leukemia tersebut,” lanjutnya.
Baca Juga: Cara Mendeteksi Kanker Anak Sejak Dini Menurut Dokter Spesialis Anak
Sedangkan, untuk tumor atau kanker padat, diagnosis dilakukan jauh berbeda.
“Untuk tumor padat, itu tentu saja harus dilakukan tindakan biopsi. Yaitu, dari tumor atau dari kanker tersebut, itu akan kita ambil sedikit jaringannya,” ungkap dr. Dina.
“Kemudian dilakukan pemeriksaan patologi anatomi atau kita lihat jaringan-jaringannya. Nanti dari situ akan mengarah kepada diagnosa apa,” lanjutnya.
Selain itu, lanjut dr. Dina, apabila memang ada kecurigaan terhadap kanker tertentu, juga bisa dilakukan pemeriksaan dengan jangkauan lebih luas.
Yaitu dengan imunohistokimia, yang mana nantinya bisa diketahui jenis kanker yang diderita anak secara pastinya.
Dokter yang saat ini berpraktik di RSAB Harapan Kita ini mengaku, memberitahu keluarga termasuk anak bahwa anaknya divonis kanker merupakan tugas yang paling berat.
“Moms dan Dads bisa bayangkan semua ya, bagaimana seorang dokter memberitahu bahwa ternyata anaknya diduga menderita kanker. Rasanya kan serasa langit runtuh ya. Itu suatu hal yang akan sangat menyakitkan untuk orangtua, dan juga tentu untuk anaknya,” katanya.
“Nah, disini kita harus sampaikan bahwa kemungkinan diagnosanya itu apa, apa saja yang harus dilakukan. Kemudian, kita juga disini akan senantiasa memberikan support (dukungan) kepada Moms dan Dads semua bahwa kanker pada anak juga bisa disembuhkan,” lanjutnya.
Oleh karena itu, lanjut dr. Dina, anak penyandang kanker harus melakukan serangkaian terapi yang memang dianjurkan oleh dokter sesuai dengan jenis kanker yang dideritanya.
“Tentu saja di awal akan menjadi sesuatu yang tidak mudah. Biasanya memang akan memerlukan waktu, mungkin enggak cukup sekali ketemu saja,” katanya.
dr. Dina juga menyampaikan, para dokter juga didukung oleh tim penunjang atau tim medis yang komprehensif.
Lalu, ada juga volunteer, psikolog, psikiater, dan peer group dimana orangtua bisa ikut membagikan ceritanya dengan orangtua penyandang kanker lainnya.
Atau, anak-anak penyandang juga bisa membagikan ceritanya sendiri kepada sesama penyandang kanker.
Untuk terapinya sendiri juga dibagi menjadi dua, Moms dan Dads, yaitu apakah tumornya cair atau padat.
Apabila anak terserang leukemia, maka yang dilakukan adalah kemoterapi.
“Kemoterapi dilakukan sesuai dengan diagnosisnya, karena akan berbeda pengobatan untuk masing-masing diagnosis leukemia tertentu,” jelas dr. Dina.
Sementara itu, untuk tumor atau kanker padat, biasanya dilakukan dengan tindakan operasi dimana semua kankernya sebisa mungkin diangkat.
“Nah setelah tindakan operasi tadi, akan dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk mengetahui diagnosisnya secara pasti,” ucap dr. Dina.
“Setelah diagnosisnya ketahuan, maka akan dilakukan juga kemoterapi seperti halnya leukemia. Atau bisa dikombinasi dengan radiasi,” lanjutnya menyampaikan.
Meski begitu, ternyata tindakan operasi tidak bisa dilakukan semudah itu, Moms dan Dads.
“Katakanlah dia sudah kanker stadium IV, misalnya kanker di perut. Ternyata sudah menyebar ke kelenjar-kelenjar di leher atau di ketiak. Bahkan, ada juga yang bisa menyebar ke otak atau ke paru-paru. Kan, akan sulit untuk mengangkat semuanya,” ungkap dr. Dina.
Baca Juga: Apakah Bayi Bisa Terkena Kanker? Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya Menurut Dokter Spesialis Anak
“Sehingga biasanya, kalau memang tumor primer atau tumor induknya lebih bisa diangkat ya diangkat. Tapi kalau tidak bisa, yang kita lakukan adalah kemoterapi. Sebisa mungkin kita bersihkan sel kanker dari tubuhnya,” lanjutnya menyampaikan.
Kemudian, biasanya dilanjutkan atau dijalankan bersamaan dengan terapi paliatif, dimana para dokter atau tenaga medis akan mendampingi anak-anak penyandang kanker ini.
Selain itu, kini, sudah ada pula terapi pengobatan lainnya yang bisa dicoba untuk menyembuhkan kanker pada anak.
“Seperti targeted therapy, ada juga immunotherapy. Kemudian juga ada terapi nuklir dan ada transplantasi bone marrow atau transplantasi stem cell,” sebut dr. Dina.
Menurutnya, pengobatan kanker pada anak bukan semata-mata harus disembuhkan secara medis saja.
“Kita juga akan memberikan support (dukungan) psikososialnya. Kita juga akan mendampingi anak bagaimana anak bisa tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lainnya,” katanya menyampaikan.
“Disini juga kita akan memperhatikan hak-hak anak, dan kita juga akan memandu anak untuk menentukan yang terbaik juga untuk badannya,” tutupnya.
Selain dokter dan tenaga medis, penting untuk diingat pula bahwa peran orangtua dalam mendampingi anak penyandang kanker juga sangatlah penting.
Itu tadi informasi lengkap mulai dari cara mendiagnosa kanker anak hingga terapi pengobatan yang dilakukan.
Jika Moms dan Dads masih bingung terkait masalah kanker pada anak, bisa langsung tanyakan dan konsultasikan dengan dokter terkait ya.
Semoga informasi di atas bermanfaat!
Baca Juga: Kasus Kanker Anak di Indonesia, Bagaimana Tahap Awal Penyembuhan?
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR