Sedangkan, untuk tumor atau kanker padat, diagnosis dilakukan jauh berbeda.
“Untuk tumor padat, itu tentu saja harus dilakukan tindakan biopsi. Yaitu, dari tumor atau dari kanker tersebut, itu akan kita ambil sedikit jaringannya,” ungkap dr. Dina.
“Kemudian dilakukan pemeriksaan patologi anatomi atau kita lihat jaringan-jaringannya. Nanti dari situ akan mengarah kepada diagnosa apa,” lanjutnya.
Selain itu, lanjut dr. Dina, apabila memang ada kecurigaan terhadap kanker tertentu, juga bisa dilakukan pemeriksaan dengan jangkauan lebih luas.
Yaitu dengan imunohistokimia, yang mana nantinya bisa diketahui jenis kanker yang diderita anak secara pastinya.
Dokter yang saat ini berpraktik di RSAB Harapan Kita ini mengaku, memberitahu keluarga termasuk anak bahwa anaknya divonis kanker merupakan tugas yang paling berat.
“Moms dan Dads bisa bayangkan semua ya, bagaimana seorang dokter memberitahu bahwa ternyata anaknya diduga menderita kanker. Rasanya kan serasa langit runtuh ya. Itu suatu hal yang akan sangat menyakitkan untuk orangtua, dan juga tentu untuk anaknya,” katanya.
“Nah, disini kita harus sampaikan bahwa kemungkinan diagnosanya itu apa, apa saja yang harus dilakukan. Kemudian, kita juga disini akan senantiasa memberikan support (dukungan) kepada Moms dan Dads semua bahwa kanker pada anak juga bisa disembuhkan,” lanjutnya.
Oleh karena itu, lanjut dr. Dina, anak penyandang kanker harus melakukan serangkaian terapi yang memang dianjurkan oleh dokter sesuai dengan jenis kanker yang dideritanya.
“Tentu saja di awal akan menjadi sesuatu yang tidak mudah. Biasanya memang akan memerlukan waktu, mungkin enggak cukup sekali ketemu saja,” katanya.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR