dr. Dina juga menyampaikan, para dokter juga didukung oleh tim penunjang atau tim medis yang komprehensif.
Lalu, ada juga volunteer, psikolog, psikiater, dan peer group dimana orangtua bisa ikut membagikan ceritanya dengan orangtua penyandang kanker lainnya.
Atau, anak-anak penyandang juga bisa membagikan ceritanya sendiri kepada sesama penyandang kanker.
Untuk terapinya sendiri juga dibagi menjadi dua, Moms dan Dads, yaitu apakah tumornya cair atau padat.
Apabila anak terserang leukemia, maka yang dilakukan adalah kemoterapi.
“Kemoterapi dilakukan sesuai dengan diagnosisnya, karena akan berbeda pengobatan untuk masing-masing diagnosis leukemia tertentu,” jelas dr. Dina.
Sementara itu, untuk tumor atau kanker padat, biasanya dilakukan dengan tindakan operasi dimana semua kankernya sebisa mungkin diangkat.
“Nah setelah tindakan operasi tadi, akan dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk mengetahui diagnosisnya secara pasti,” ucap dr. Dina.
“Setelah diagnosisnya ketahuan, maka akan dilakukan juga kemoterapi seperti halnya leukemia. Atau bisa dikombinasi dengan radiasi,” lanjutnya menyampaikan.
Meski begitu, ternyata tindakan operasi tidak bisa dilakukan semudah itu, Moms dan Dads.
“Katakanlah dia sudah kanker stadium IV, misalnya kanker di perut. Ternyata sudah menyebar ke kelenjar-kelenjar di leher atau di ketiak. Bahkan, ada juga yang bisa menyebar ke otak atau ke paru-paru. Kan, akan sulit untuk mengangkat semuanya,” ungkap dr. Dina.
Baca Juga: Apakah Bayi Bisa Terkena Kanker? Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya Menurut Dokter Spesialis Anak
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR