Nakita.id - Penyakit kanker kerap terjadi pada orang dewasa.
Namun nyatanya, masalah kesehatan ini juga bisa berisiko pada anak-anak.
Si Kecil termasuk ke dalam kelompok yang paling rentan mengalami kanker.
Di Indonesia, kasus kanker pada anak sering ditemui dengan penyebab yang berbeda-beda.
Dalam Instagram Live Referenata bersama Nakita, Jumat (17/2/2023) dr. Arifin Kurniawan K, SpA., M.Kes., CHT, Dokter Anak RS Sari Asih menyebutkan jika kanker merupakan tumor ganas, hampir setiap sel pada tubuh manusia dapat berkembang secara abnormal dan menjadi tumor dan kanker.
"Kanker itu tumor ganas. yang lebih membahayakan mekanisme anak sebar. karena ia bisa pindah," ungkap dr. Arifin.
Tetapi, Moms perlu tahu jika jenis kanker pada anak biasanya berbeda dengan yang dialami oleh orang dewasa.
dr. Arifin menyatakan jika perbedaan ini bisa dilihat dari tempat bertumbuhnya kanker dan tingkat kesembuhannya.
Dari segi biologis kanker anak dan kanker orang dewasa dibedakan dari jenis yang tumbuh.
Kanker anak umumnya tumbuh pada jaringan muda seperti jaringan saraf, tulang, kelenjar, limfoma, dan otot.
Sedangkan pada orang dewasa, kanker lebih banyak ditemukan pada usia lanjut dan tumbuh di jaringan epitel.
Baca Juga: Cegah Risiko Kanker Sejak Dini, Berikut Jadwal Imunisasi Anak di Posyandu yang Harus Diikuti
Sel-sel kanker di orang dewasa tumbuh sebagai akar-akar di berbagai jaringan, sehingga mudah menyebar.
Perbedaan juga bisa dilihat dari jenis kanker, seperti contoh kanker yang sering terjadi pada anak adalah kanker kelenjar getah bening, tulang, hati, dan lainnya.
Pada orang dewasa, contoh kanker yang dialami adalah kanker payudara, kanker rahim, dan jenis kanker jaringan kulit.
"Secara umum namanya kanker itu agak mirip pertumbuhannya tidak normal. Perbedaannya tentang jenisnya. Kanker pada anak itu tumbuh pada jaringan muda, kayak saraf, tulang, kelenjar getah bening. Sedangkan dewasa jaringannya pada organ seperti jaringan kulit, prottat, payudara, rahim," ujar dr. Arifin.
Perbedaan kedua bisa dilihat dari tingkat kesembuhannya.
Kanker pada orang dewasa, kemampuan regenerasi sel semakin menurun.
Dampaknya ini bisa memperlambat pengobatan yang dilakukan oleh pasien pemilik kanker.
Kanker yang terjadi pada Si Kecil memiliki respons yang baik terhadap perawatan kanker yang dilakukan.
Sehingga, perawatan yang intensif lebih sering berhasil untuk anak-anak.
Pencegahan bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker yang lebih parah pada anak.
"Perbedaan kedua, respon pengobatan lebih responsif dibanding dengan orang dewasa. Proses pengobatannya lebih lambat pada orang dewasa. Pada orang dewasa sekali kena, regenerasinya jelek," sambungnya.
Secara statistik kurang lebih 400 ribu anak per tahunnya menderita kanker dan itu rentangnya luas, artinya dari 0-18 tahun, dalam rentang itu hampir semua kelompok usia rentan terkena kanker.
Gejala penyakit kanker pada anak memang bisa dikenali, seperti munculnya demam yang berulang, perdarahan yang tiba-tiba, benjolan di beberapa anggota tubuh Si kecil, sampai penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.
Akan tetapi dr. Arifin menghimbau agar para orangtua tidak langsung mendiagnosis apabila muncul salah satu dari gejala kanker pada anak.
Sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter sehingga dokter bisa memeriksa kondisi tubuh Si Kecil.
"Gejala ini tidak spesifik kanker. Kumpulkan gejalanya, lakukan konsultasi dokter. Jangan gejala itu digeneralisir menjadi kanker," tutur dr. Arifin.
Apabila memang dinyatakan gejala tersebut merujuk pada kanker, dokter akan segera melakukan pengobatan seperti misalnya kemoterapi.
Namun masih banyak orangtua yang enggan melakukan perawatan satu ini karena mengingat efek sampingnya yang bisa menyebabkan kerontokan pada rambut. Padahal, dengan pengobatan lebih awal keberhasilan untuk penyembuhan lebih besar.
"Jadi kalau misanya efek dari kemoterapi itu akan menekan pertumbuhan yang tidak normal. Terjadilah kebotakan atau kerontokan rambut, ada yang membedakan tidak, sampai saat ini efek itu bisa sama dengan orang dewasa. Kadang kita lebih takut dengan efek samping," ungkap dr. Arifin.
Agar Moms tidak salah kaprah mengenai informasi kanker anak, sebaiknya lakukan cara serupa yang dilakukan oleh Moms Eka Ramadhania Bella selaku representative Mom Community by Nakita.
Meski dilanda kekhawatiran akan informasi kanker pada anak yang beredar, Moms Eka lebih mengutamakan untuk mencari tahu kebenaran dari informasi yang ada, salah satunya dengan melakukan workshop atau membacara berita yang kredibel.
"Caranya aku pribadi mencari informasi tentang kanker itu apa, bisa mengikuti workshop seperti Nakita supaya tidak overthinking. Lebih baik cek ke dokter supaya tidak asal mendiagnosis," pungkas Moms Eka.
Moms bisa ikuti berita terbaru seputar kanker pada anak dan informasi kesehatan lainnya dalam website Nakita.id, Instagram @nakitaid, Facebook @nakita.id, Youtube Nakita Channel, dan selalu periksakan secara rutin kondisi kesehatan anak dengan dokter kepercayaan Moms dan Dads.
Baca Juga: Cara Mendeteksi Kanker pada Anak Sejak Dini Supaya Segera Tertolong
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR