Nakita.id - Ada berbagai kebiasaan yang ternyata tanpa kita sadari bisa membahayakan kesehatan.
Salah satunya kebiasaan memanaskan ulang nasi.
Bagi masyarakat Indonesia, memanaskan nasi menjadi hal yang umum dilakukan.
Banyak yang menilai bahwa hal ini aman saja dilakukan.
Padahal faktanya, memanaskan nasi bisa memicu risiko yaitu meracuni tubuh.
Mengutip dari National Health Service (NHS), memanaskan nasi bisa menyebabkan seseorang keracunan bukan karena pemanasan ulangnya.
Akan tetapi karena cara beras disimpan setelah dimasak pertama kali.
Beras yang tidak dimasak sering mengandung spora (sel yang mampu bereproduksi dengan cepat) Bacillus cereus.
Spora ini merupakan untaian bakteri yang dapat sebabkan keracunan makanan, dan bisa bertahan hidup ketika nasi dimasak.
Sehingga jika beras dibiarkan berada pada suhu kamar setelah dimasak, spora dapat tumbuh menjadi bakteri.
Akhirnya akan berkembang biak dan dapat menghasilkan racun yang membuat muntah atau diare.
Baca Juga: Beginilah Cara Moms Memanaskan Kembali Nasi yang Tersisa untuk Menghindari Keracunan Makanan
Semakin lama beras yang dimasak dibiarkan pada suhu kamar, besar kemungkinan bakteri akan membuat nasi tidak aman untuk dimakan.
Oleh sebab itu, penting untuk menyimpan beras dengan benar jika Moms hendak untuk memanaskannya nanti.
Jika Moms ingin menghindari keracunan makanan akibat makan nasi yang dipanaskan, ada tipsnya.
Pertama, keluarkan nasi segera setelah matang, dan dinginkan secepat mungkin.
NHS merekomendasikan idealnya dalam satu jam.
Simpan nasi di lemari es sebelum dipanaskan kembali.
Tetapi ingat, nasi tak boleh berlama-lama di kulkas lebih dari satu hari.
Perlu dicatat, ketika nasi di dalam kulkas telah dihangatkan, jangan mencoba memanaskannya kembali lebih dari satu kali karena akan tetap berbahaya.
Akan lebih baik lagi jika Moms mengonsumsi nasi baru yang tidak dipanaskan.
Sehingga, lebih baik memperhitungkan saat memasak nasi agar tak bersisa.
Baca Juga: Banyak Dilakukan Orang-orang, Tapi Sebenarnya Bolehkah Menyimpan Nasi di Dalam Kulkas?
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR