Nakita.id - Obesitas pada bayi jadi kondisi yang patut diwaspadai.
Melansir Kemenkes, di Indonesia prevalensi overweight dan obesitas pada anak usia 5-12 tahun mencapai 18,8 persen di tahun 2013.
Dengan presentase gemuk 10 persen dan obesitas 8,8 persen.
Kondisi ini jangan disepelekan karena bisa sebabkan berbagai dampak negatif.
Melansir Integrisok, berikut ulasan mengenai bahaya obesitas pada bayi.
Obesitas bisa berdampak pada penyakit perlemakan hati.
Perlemakan hati merupakan kondisi ketika penumpukan lemak yang berlebihan di orga hati.
Gejalanya diantaranya kehilangan nafsu makan, nyeri perut, penurunan berat badan, lemas, sakit kepala, hingga alami kelemahan fisik.
Jika penyakit ini tak segera ditangani maka bisa berkembang ke arah sirosis hati.
Ancaman lain dari obesitas adalah diabetes tipe 2.
Penyakit ini bisa muncul pada masa kanak-kanak dan pada usia lebih muda.
Baca Juga: Berperan Sama dalam Mengetahui 7 Penyebab Obesitas pada Anak, Apa Saja?
Ini merupakan kondisi kronis yang memengaruhi cara tubuh memetabolisme gula.
Gejala umum diabetes tipe 2 pada anak-anak adalah kelelahan yang berlebihan, penggelapan di area ketiak dan leher, haus, sering buang air kecil, hingga luka lambat sembuh.
Bayi dengan obesitas berisiko alami kenaikan refluks asam.
Kelebihan lemak di area perut dapat menekan lambung.
Sehingga bisa sebabkan asam masuk ke kerongkongan.
Ini menyebabkan anak bisa alami nyeri di ulu hati.
Kondisi yang mengubah kerongkongan jadi jaringan yang menyerupai lapisan usus.
Ini kondisi ketika refluks asam sering naik.
Anak obesitas dan alami refluks asam parah bisa berisiko Adenokarsinoma esofagus.
Ini merupakan kanker kerongkongan serius.
Serta berpotensi fatal.
Baca Juga: Cara Membuat Bayi Cepat Merangkak yang Bisa Moms Lakukan di Rumah Menurut Fisioterapis
Bayi obesitas bisa berisiko alami gangguan tidur berupa pernapasan yang mendadak berhenti.
Bayi disebut sleep apnea ketika berhenti bernapas selama lebih dari 20 detik.
Ini bisa berbahaya bagi bayi.
Pada kondisi sleep apnea yang parah, bisa mengancam jiwa bayi.
Jika kondisi ini tidak segera ditangani, bisa memengaruhi pola tidur anak untuk seterusnya.
Sehingga sebabkan otak terus membangunkan anak untuk bernapas dengan benar.
Penelitian menemukan bahwa bayi dengan obesitas berisiko dua kali lebih besar terkena asma.
Salah satu penyebabnya karena organ paru-paru yang dikelilingi jaringan lemak berlebih.
Gejala asma pada bayi diantaranya tampak sesak, cuping hidung mengembang ketika menarik napas, terdengar napas berbunyi 'ngik', terengah-engah, sulit menyusu, dan sebagainya.
Itulah dia penjelasan mengenai dampak bahaya obesitas pada bayi.
Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Obesitas Pada Anak, Ini 5 Cara Menurunkan Berat Badan Anak yang Terlalu Gemuk
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR