Kondisi hipoplasia paru adalah ketika paru-paru gagal berkembang secara normal karena kekurangan cairan di sekitarnya.
Risiko ini lebih sering terjadi jika air ketuban pecah sangat dini pada kehamilan (kurang dari 24 minggu) saat paru-paru bayi masih berkembang.
Solusio plasenta adalah ketika plasenta terpisah sebelum waktunya dari rahim.
Jika hal tersebut terjadi dapat menyebabkan pendarahan hebat dan bisa berbahaya bagi ibu dan bayi.
Demikian adalah beberapa risiko yang dapat terjadi apabila ibu hamil mengalami ketuban pecah dini.
Ibu hamil biasanya akan disarankan untuk tinggal di rumah sakit selama 5 hingga 7 hari setelah ketuban pecah, untuk memantau kesehatan ibu dan bayi.
Ketuban pecah dini terjadi apabila air ketuban pecah sebelum minggu ke-37 kehamilan.
Dilansir dari Mayo Clinic, ada banyak hal yang dapat mempengaruhi ketuban pecah sebelum persalinan.
Diantaranya seperti riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya, peradangan selaput janin (infeksi intra-amnion), pendarahan vagina selama trimester kedua dan ketiga.
Kemudian, karena merokok atau menggunakan obat-obatan tertentu selama kehamilan, gizi buruk, dan panjang serviks yang pendek.
Itulah tadi beberapa risiko yang akan muncul apabila mengalami ketuban pecah dini.
Baca Juga: Kenali Tanda Melahirkan Sudah Dekat, Ini Hal yang Juga Bisa Dads Persiapkan
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR