"Tapi apakah bayi prematur pasti kecil? Iya, karena belum cukup waktunya. Ada juga bayi prematur yang kekurangan gizi," lanjutnya.
Dia menambahkan, kelahiran prematur terjadi karena pertumbuhan janin yang lebih lambat jika dibandingkan pertumbuhan normal saat masih di dalam kandungan.
Kendati demikian, apabila bayi prematur masih mampu bertahan hidup dan ditangani secara baik, maka ia dapat terhindar dari risiko stunting.
Bayi prematur dilihat dari waktu kelahiran dengan usia gestasi kurang dari 37 minggu, sedangkan BBLR dilihat dari berat lahir yang kurang dari 2.500 gram tanpa memandang usia gestasi.
Selain risiko stunting, Moms harus tahu risiko kesehatan lainnya jika melahirkan bayi prematur.
Jika Moms berisiko seperti plasenta previa atau tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan kelahiran prematur, dokter akan lebih memilih operasi sesar.
Pada minggu ke-35, janin tidak akan siap untuk menjalani persalinan normal.
Paru-paru mencapai pertumbuhan penuh pada akhir periode kehamilan.
Jadi, bayi yang lahir lebih awal pada minggu ke-35 akan menderita banyak masalah pernapasan.
Dalam kasus tertentu, jika persalinan dini sudah direncanakan, dokter memberikan obat untuk mempercepat pematangan paru-paru.
Bayi kuning adalah gejala umum yang dapat dilihat pada bayi prematur.
Baca Juga: 4 Tanda Melahirkan Secara Prematur yang Harus Moms Tahu
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR