Nakita.id - Bahaya akan polusi udara tentu bisa dirasakan oleh semua kalangan.
Seperti anak-anak hingga ibu hamil, juga akan merasakan kerugian yang dialami.
Pada Moms yang sedang mengandung, polusi udara bisa meningkatkan masalah kardiovaskular dan juga hipertensi.
Moms juga bisa terserang penyakit asma saat menghirup udara yang kotor.
Lebih membahayakannya lagi, polusi udara juga bisa meningkatkan keguguran pada kehamilan yang masih berusia muda.
Beberapa risiko kesehatan juga bisa dialami oleh anak-anak akibat paparan polusi udara.
Pada anak, sistem saluran pernapasan mereka masih berkembang, sedangkan paparan udara yang tidak bersih bisa merusak perkembangan organnya.
Terutama, jika Si Kecil memiliki riwayat penyakit seperti alergi dan asma.
Tentu saja, sewaktu-waktu paparan polusi udara ini bisa meningkatkan penyakit tersebut kambuh.
Paparan polusi udara yang terjadi dalam jangka waktu yang lama bahkan bisa memicu penyakit bronkitis dan infeksi pada saluran pernapasan.
Moms perlu menyadari bahwa, di tempat tertutup sekalipun, seperti rumah, sekolah, ruangan berpendingin, paparan polusi udara bisa terjadi.
Baca Juga: Yakin Udara dalam Ruangan Tidak Ada Polusi? Lakukan Tips Berikut Ini Supaya Bernapas Lebih Nyaman
Mighty Minds Preschool bersama dengan Nafas Indonesia hari ini secara resmi memperkenalkan Clean Air Zone di lingkungan sekolahnya.
Ini menjadikannya sebagai sekolah pertama di Indonesia yang menggunakan ekosistem data kualitas udara real-time untuk menjamin kesehatan udara di dalam ruangan.
Clean Air Zone merupakan ekosistem terintegrasi berbasis data yang mampu menjaga dan mengidentifikasi polusi udara di dalam ruangan dan membersihkan udara dengan cara otomatis, sehingga pengguna dapat mengatur kegiatan luar ruangan sesuai dengan kondisi polusi.
Sistem ini dikembangkan oleh Nafas Indonesia, sebuah startup di Indonesia yang berfokus pada isu lingkungan dan kesehatan serta menciptakan kekayaan intelektual dalam bentuk perangkat lunak dan perangkat keras.
“Polusi udara di Jakarta di tahun 2022 hampir delapan kali di atas pedoman World Health Organization, dan masih banyak yang belum menyadari bahwa polusi udara ini ada di dalam ruangan juga.
Hanya dengan adanya data kualitas udara yang jelas, kita bisa mengatur lingkungan yang sehat, terutama untuk anak kita,” ujar Piotr Jakubowski, Co-Founder dan Chief Growth Officer Nafas Indonesia.
Hingga saat ini, polusi udara di dalam dan luar ruangan masih menjadi masalah yang luput dari perhatian.
Berdasarkan data yang diambil dari lebih dari 120 sensor udara Nafas yang tersebar di wilayah Jabodetabek, tingkat PM2.5 telah jauh melampaui ambang batas panduan dari World Health Organization (WHO) hingga 11 kali lipat.
Riset dari Nafas juga menunjukkan bahwa hampir 100 persen polusi udara luar ruangan tersebut bisa masuk ke dalam ruangan.
Anak-anak merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rentan terdampak polusi udara.
Menurut dr. Farhan Zubedi, terdapat bahaya laten dari partikel PM2.5 terhadap kesehatan anak-anak, salah satunya yang paling sering ditemui adalah peningkatan gejala asma, influenza, ADHD, dan juga obesitas pada anak.
“Memiliki kualitas udara yang baik, terutama di mana anak menghabiskan banyak waktunya seperti kelas, perpustakaan, dan kamar tidur, wajib diperhatikan oleh para guru dan orang tua. Ini akan memengaruhi tumbuh kembang anak terutama kemampuan kognitifnya,” jelas dr. Farhan.
Memahami pentingnya lingkungan belajar yang didukung dengan kualitas udara yang baik untuk tumbuh kembang anak, Mighty Minds Preschool telah menjadikan 11 ruang kelas dan satu perpustakaan sebagai Clean Air Zone.
Setiap menit, ekosistem Clean Air Zone mengukur data kualitas udara di semua ruangan dan kemudian menampilkan data tersebut dalam dashboard.
Ekosistem tersebut terkoneksi dengan cloud database, sehingga memungkinkan Nafas untuk segera bertindak jika ditemukan adanya anomali data kualitas udara.
“Mighty Minds memahami pentingnya kualitas udara yang baik di dalam maupun luar ruang kelas bagi pertumbuhan anak. Guna memastikan mereka tumbuh dengan baik, kami bangga dapat bekerja sama dengan Nafas untuk menyediakan ruang belajar di dalam dan luar ruangan yang aman dan sehat melalui sistem integrasi dari Clean Air Zone selama enam bulan terakhir,” tutur Lillie Kurniawan, Co-Founder Mighty Minds.
Menyadari pentingnya keseimbangan waktu belajar di dalam dan luar ruangan pada anak, Mighty Minds juga baru saja menginisiasi kebijakan Outdoor Playtime.
Kebijakan ini menggunakan data dari aplikasi Nafas yang akan menunjukkan kualitas udara secara real-time.
Apabila perangkat mengidentifikasi kualitas udara di luar ruangan sebagai “Tidak Sehat” (tingkat PM2.5 > 55µg/m3) maka para siswa akan tetap melanjutkan aktivitasnya di dalam ruangan.
“Sebagai seorang ayah, saya memahami pentingnya lingkungan sehat untuk anak, termasuk kualitas udara. Ekosistem seperti Clean Air Zone jadi salah satu langkah mudah untuk menjamin kualitas udara sehat dalam ruangan melalui penggunaan data real-time, analisa, dan sistem terautomasi yang transparan. Memungkinkan udara sehat tanpa mikir,” jelas Piotr.
Ia juga menambahkan bahwa kerja sama Nafas dengan Mighty Minds merupakan langkah awal yang diyakini akan berdampak besar dan menginspirasi lebih banyak sekolah di Indonesia. Ini dilakukan untuk berkomitmen dalam menyediakan ruang belajar yang memiliki kualitas udara baik bagi para siswanya.
Selain Mighty Minds Preschool Hang Tuah, per hari ini beberapa lokasi lainnya seperti Mighty Minds Kemang, Mighty Minds Menteng, Breathe Studio, Bumi Pilates, Mood Studio, Tindik, DOOspace, Gowlab, Hustle House, Pace Performance, Toma Studio, Union Yoga, Boenga Nails, Dandelion, dan Studio K, secara resmi telah bersertifikasi Clean Air Zone.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR