Perkembangan teknologi bisa membantu kita menciptakan anak cerdas bila dimaksimalkan sesuai potensinya.
Kita misalnya bisa menggunakan teknologi virtual reality untuk mengajarkan banyak hal pada anak, misalnya cara bermain olahraga tertentu atau memperkenalkan anak pada hewan prasejarah yang sudah punah.
Memperbanyak bertanya pada anak akan melatih skill problem solving sekaligus mempertajam imajinasi anak.
Misalnya, ketika tengah berkendara, Moms dan Dads bisa mengajukan pertanyaan sederhana pada anak, seperti “apa yang akan terjadi kalau kita melanggar lampu lalu lintas?”
Metode parenting seperti ini menunjukkan keberhasilan bila anak kemudian sering mengajukan pertanyaan yang dimulai dengan “mengapa”.
Ya, pertanyaan seperti ini akan membuat orangtua lelah, tapi ingatlah bahwa itu merupakan pertanda orangtua sudah dalam jalur yang benar untuk menciptakan anak cerdas.
Benar, anak memang seharusnya bermain dengan siapa saja.
Namun, Moms dan Dads berhak membatasi anak bergaul dengan teman-teman yang toxic agar ia tidak terpengaruh dengan pergaulan seperti itu.
Pola parenting anak bisa buyar ketika sekolah dan tenaga pengajar di dalamnya tidak menunjukkan visi yang sama dengan orangtua.
Ingat, anak akan berada di sekolah sekitar 6 jam per hari sehingga institusi ini sangat berperan untuk membentuk pola pikir anak, terutama dalam hal akademis.
Jika memungkinkan pilih sekolah yang dikenal akan kepintaran siswanya, agar anak terpacu untuk berada di level yang sama.
Baca Juga: Berperan Sama Pilah dan Pilih Tontonan TV untuk Anak, Ini Dia Tips yang Bisa Dads Lakukan
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR