Baca Juga: Masih Banyak yang Keliru, 4 Hal Ini Sebaiknya Tidak Dilakukan Sebelum dan Sesudah Hubungan Intim
Dr. Peter Kanaris selaku psikolog klinis dan terapis seks yang berbasis di Smithtown, New York mengingatkan supaya pasangan suami istri todak boleh seratus persen mengacu pada rata-rata sebagai metrik untuk kehidupan ranjangnya.
Hal yang terpenting adalah ketika pasangan suami istri sama-sama terpuaskan.
"Jika pasangan puas, maka itulah tujuannya," ujar Dr. Peter Kanaris.
Sementara terapis seks dan asisten profesor psikologi dan pendidikan di Pepperdine yang bernama Linda De Villers setuju dengan Dr. Peter Kanaris.
Terkadang, pasangan suami istri mengikuti angka rata-rata untuk merasa normal.
Padahal, yang penting adalah ketika pasutri merasa nyaman.
"Anda harus berhubungan intim sesering Anda dan pasangan merasa baik.
Jika Anda bisa mengatakan frekuensi tertentu yang memuaskan kedua belah pihak, maka itu yang terbaik," papar Linda De Villers.
Moms dan Dads mungkin perlu perencanaan frekuensi berhubungan bila ingin mencapai tujuan tertentu.
Misalnya, ketika program hamil.
Sebagian besar orang juga merancanakan hubungan intim supaya berhasil.
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR