Nakita.id - Banyak hal yang dipertanyakan mengenai hubungan intim.
Bagi pasangan suami istri, hubungan badan bisa saling merekatkan cinta dan menjaga keharmonisan pernikahan.
Rutin berhubungan dengan pasangan tercinta diyakini bisa berdampak positif pada kesehatan.
Ini juga bisa meningkatkan perasaan bahagia.
Salah satu hal yang banyak dipertanyakan adalah frekuensi ideal berhubungan.
Melansir USA Today, penelitian menemukan bahwa pasangan yang melakukan hubungan badan setidaknya sekali seminggu lebih bahagia.
Para ahli berpendapat bahwa hubungan sekali seminggu merupakan garis dasar yang umum.
Baca Juga: Teknologi Pendidikan Menurut Para Ahli
Pasutri dengan usia 40-50 tahun cenderung berada di sekitar garis itu.
Sementara jika di rentang usia 20-30 tahun rata-rata sekitar dua kali seminggu.
Namun, ternyata hal itu tidak berlaku bagi semua orang.
Pada akhirnya, para ahli sepakat bahwa frekuensi hubungan yang ideal tergantung pasutri masing-masing.
Baca Juga: Masih Banyak yang Keliru, 4 Hal Ini Sebaiknya Tidak Dilakukan Sebelum dan Sesudah Hubungan Intim
Dr. Peter Kanaris selaku psikolog klinis dan terapis seks yang berbasis di Smithtown, New York mengingatkan supaya pasangan suami istri todak boleh seratus persen mengacu pada rata-rata sebagai metrik untuk kehidupan ranjangnya.
Hal yang terpenting adalah ketika pasangan suami istri sama-sama terpuaskan.
"Jika pasangan puas, maka itulah tujuannya," ujar Dr. Peter Kanaris.
Sementara terapis seks dan asisten profesor psikologi dan pendidikan di Pepperdine yang bernama Linda De Villers setuju dengan Dr. Peter Kanaris.
Terkadang, pasangan suami istri mengikuti angka rata-rata untuk merasa normal.
Padahal, yang penting adalah ketika pasutri merasa nyaman.
"Anda harus berhubungan intim sesering Anda dan pasangan merasa baik.
Jika Anda bisa mengatakan frekuensi tertentu yang memuaskan kedua belah pihak, maka itu yang terbaik," papar Linda De Villers.
Moms dan Dads mungkin perlu perencanaan frekuensi berhubungan bila ingin mencapai tujuan tertentu.
Misalnya, ketika program hamil.
Sebagian besar orang juga merancanakan hubungan intim supaya berhasil.
Misalnya, mengatakannya kepada pasangan sebelum berkencan.
Biasanya ini dimaksudkan supaya pasangan bersiap-siap.
Lantas, bagaimana bila salah satu pasangan memiliki hasrat lebih tinggi dari yang lainnya?
Tak bisa dipungkiri, hal itu sering menjadi pukulan harga diri dan ego pasangan.
Lebih buruk lagi, pasangan yang berhasrat lebih tinggi dan tak terpuaskan mungkin mencari seseorang untuk mengisi kekosongan.
Linda menyarankan supaya pasangan melakukan komunikasi intim.
Dalam komunikasi harus jujur dan transparan mengenai alasan ketidakpuasan.
Kuncinya adalah bersikap komunikatif dan ekspresif mengenai apa yang Anda inginkan di ranjang.
Ini demi kebaikan dan keutuhan rumah tangga.
Itulah dia penjelasan mengenai frekuensi ideal hubungan intim pada pasangan suami istri.
Semoga bermanfaat!
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR