"Tidak ada ketentuan syarat yang pasti sih, rasa sosialnya, dulu ya. Bahwa dia mau membantu kegiatan wilayahnya, di bidang Posyandu," sambung Eni.
Karena nantinya, para kader Posyandu meski tanpa pengalaman pun bisa dibina dari awal.
Ketika menjalankan pelayanan, para kader Posyandu juga tidak jarang mengalami kesulitan, Moms.
Eni mengatakan, ketika para kader sudah memiliki jiwa sosial yang tinggi pasti akan jarang mengalami kesulitan.
"Kalau kita sudah berjiwa sosial pastinya, tidak akan merasa kesulitan. Mau pelaksanaannya, di tanggal berapa juga pasti kita oke aja, mau PMT nya diminta bikin apapun kita juga oke," tuturnya.
Namun, yang menjadi kendala adalah ketika ada anak yang justru berisiko mengalami stunting.
Tetapi di sisi lain, ibunya, justru akan malu datang lagi ke Posyandu.
Karena biasanya, para ibu akan merasa gagal mengurus anaknya.
"Cuma kesulitannya, itu biasanya, kalau ada ibu yang anaknya, BGM (Bawah Garis Merah). Berat badannya, kurang atau berisiko stunting. Terkadang ibunya, justru merasa tidak percaya diri untuk datang lagi, ada rasa malu, rasa gagal mengasuh anak," ucap Eni.
Tetapi para kader Posyandu pun selalu berupaya untuk mengajak para orangtua yang dicurigai anaknya, berisiko stunting untuk datang ke Puskesmas.
Supaya nantinya, anak bisa dicek lebih lanjut oleh tenaga kesehatan yang lebih profesional.
Baca Juga: Tidak Sembarang, Ini Penentuan Jadwal Menu PMT Posyandu Sesuai Arahan Ahli Gizi
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR