Nakita.id – Kehamilan membawa perubahan hormon yang memengaruhi banyak bagian tubuh.
Seperti salah satunya menyebabkan kelenjar sebaceous di kulit menjadi lebih aktif sehingga menyebabkan produksi minyak lebih banyak.
Pada akhirnya ini dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat.
Ada banyak pilihan obat untuk mengatasi jerawat saat Moms tidak hamil.
Tapi sayangnya, kehamilan menghilangkan beberapa pilihan pengobatan yang biasa digunakan.
Lantas amankah ibu hamil menggunakan obat jerawat?
Supaya mengetahuinya, cari tahu selengkapnya berikut ini, Moms.
Terdapat berbagai macam obat yang digunakan untuk mengobati jerawat kehamilan.
Namun, seperti yang dilansir dari Mayo Clinic obat yang dioleskan ke kulit atau tertelan selama kehamilan dapat masuk ke aliran darah dan memengaruhi bayi.
Sementara sebagian besar bahan dalam perawatan jerawat topikal yang tersedia tanpa resep belum dipelajari selama kehamilan.
Biasanya hanya sedikit yang diserap ke dalam kulit.
Baca Juga: Ibu Hamil Sering Alami Pegal-pegal, Ini Cara Aman Mengatasinya Moms
Hal ini membuat kecil kemungkinan bahwa perawatan akan menimbulkan risiko bagi bayi yang sedang berkembang.
Umumnya, perawatan kulit yang mengandung eritromisin dan clindamycin dianggap aman.
Pilihan lain termasuk perawatan yang mengandung benzoil peroksida dan asam azelaic.
Beberapa obat jerawat diketahui menyebabkan cacat lahir dan harus dihindari selama kehamilan, termasuk isotretinoin oral.
Hindari juga retinoid topikal selama kehamilan meskipun hanya sejumlah kecil obat yang diserap ke dalam kulit.
Retinoid tersedia dengan dan tanpa resep, jadi bacalah label obat dengan hati-hati.
Jika Moms khawatir tentang pengobatan jerawat kehamilan, konsultasikan dengan dokter supaya bersama dapat menimbang manfaat dan risiko dari berbagai pilihan pengobatan.
Secara khusus, ibu hamil harus menghindari empat jenis produk resep jerawat ini:
- Accutane (umumnya disebut isotretinoin), yang dapat menyebabkan cacat lahir, serta meningkatkan risiko keguguran dan kematian bayi.
- Terapi hormonal (flutamide, spironolactone), yang dapat menyebabkan cacat lahir.
- Retinoid topikal (adapalene, tazarotene, dan tretinoin), yang masuk ke aliran darah dan seterusnya ke janin.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Mandi di Malam Hari? Ini Penjelasan Lengkapnya
- Tetracyclines oral (doxycycline, minocycline, tetracycline), yang memengaruhi pertumbuhan tulang dan warna gigi pada janin.
Untuk mengobati jerawat kehamilan, Moms dapat memulai perawatan diri seperti sebagai berikut:
Moms dapat mencuci muka dua kali sehari, gunakan tangan untuk mencuci muka dengan sabun lembut dan air hangat.
Hindari produk tertentu, seperti scrub wajah dan astringen. Mereka cenderung mengiritasi kulit, yang dapat memperburuk jerawat.
Selain itu, mencuci dan menggosok berlebihan juga dapat mengiritasi kulit.
Meskipun terkadang tergoda untuk memencet jerawat yang meradang, sebaiknya hindari.
Melakukannya dapat menyebabkan infeksi atau jaringan parut.
Jangan gunakan kosmetik berminyak atau berminyak, tabir surya, produk penata rambut, atau acne concealers.
Gunakan produk berlabel berbahan dasar air atau nonkomedogenik, yang berarti produk tersebut cenderung tidak menyebabkan jerawat.
Jaga kebersihan rambut dan wajah. Hindari juga menyentuh wajah dengan tangan atau benda yang belum tentu bersih.
Pakaian atau topi yang ketat juga bisa menimbulkan masalah, terutama jika berkeringat. Karena keringat dan minyak dapat menyebabkan jerawat.
Baca Juga: Kenali Keluhan Ibu Hamil Usia Kandungan 4 Bulan dan Perkembangan Janin
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR