Nakita.id - Jangan sampai Moms lewatkan pentingnya pemberian imunisasi untuk anak.
Sebab, pada dasarnya, imunisasi adalah suatu intervensi atau aktivitas yang dilakukan untuk membuat tubuh anak menjadi kebal terhadap penyakit tertentu.
Sehingga, diharapkan anak tidak berisiko terinfeksi terkena penyakit-penyakit tertentu setelah mendapat imunisasi. Terutama, di 5 tahun pertama kehidupan anak.
Hal ini bahkan sudah ditegaskan oleh dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp.A.
"Di awal-awal kehidupan mereka (anak-anak), kita harus fokus terhadap tumbuh dan berkembangnya anak-anak kita. Di sini (masa awal kehidupan) adalah periode dimana sel otak itu berkembang sangat pesat, organ tubuh berkembang sangat pesat, dan kita inginnya pertumbuhan dan perkembangan anak tidak terganggu suatu apa pun," jelas dr. Denta saat diwawancarai Nakita, Jumat (31/3/2023).
"Karena apa? Karena masa-masa 5 tahun pertama ini tidak bisa diulangi kembali. Jadi, kita berharap banget nih kalau anak tidak sampai sakit, itu tumbuh kembangnya jadi lebih optimal," katanya berpesan.
Apa saja jenis imunisasi untuk anak yang wajib diberikan?
Menurut penjelasan dokter spesialis anak yang saat ini berpraktik di KiDi Pejaten - Klinik Spesialis Anak, jenis-jenis imunisasi tersebut sebenarnya sudah ada dalam imunisasi program.
"Imunisasi program itu adalah imunisasi yang dijalankan oleh pemerintah dan ditanggung oleh pemerintah," kata dr. Denta.
Imunisasi-imunisasi tersebut diantaranya adalah Hepatitis B, DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), Influenza, serta Polio.
"Lalu ada PCV, yang sekarang pemberiannya juga sudah diprogramkan oleh pemerintah. Sampai ke Campak sekarang sudah ditanggung oleh pemerintah," ungkapnya.
Baca Juga: Manfaat Imunisasi BCG untuk Anak dan Cara Mendapatkannya
Di luar imunisasi program tersebut, lanjut dr. Denta, ada juga imunisasi tambahan yang sangat direkomendasikan untuk diberikan ke anak tapi untuk saat ini belum menjadi program pemerintah.
"Misalnya seperti Influenza atau pemberian Rotavirus di beberapa daerah. Terus kemudian Cacar Air, Hepatitis A, Tifoid, DBD," ungkap dokter spesialis anak ini.
"Vaksinasi-vaksinasi tersebut adalah imunisasi tambahan yang walaupun belum diprogramkan oleh pemerintah, tapi itu juga sangat-sangat kita rekomendasikan untuk kita berikan," pesannya.
Untuk pemberian imunisasi anak sendiri sudah bisa diberikan mulai usia 0 (nol) hari.
"(Usia) nol hari itu sudah kita berikan sampai anak (usia) lima tahun juga masih diberikan. Bahkan, sampai dia (anak) remaja pun masih diberikan," terang dr. Denta.
"Jadi, penting untuk orangtua melihat jadwal imunisasi. Terus setelah itu, melihat rekomendasi imunisasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)," lanjutnya.
Selain itu, dr. Denta menyebut bahwa penting juga untuk berkomunikasi dengan dokter masing-masing terkait penjadwalan vaksinasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi anak.
Selama ini, Moms mengenal bahwa pemberian imunisasi bisa dilakukan di posyandu atau puskesmas.
Namun, selain itu, Moms juga bisa mendapatkan imunisasi untuk anak di rumah sakit ataupun klinik.
Hal ini bahkan sudah disampaikan dengan jelas oleh dr. Denta.
Baca Juga: Daftar Vaksinasi dan Imunisasi Bayi di Puskesmas yang Penting Untuk Kesehatan Anak
"Bisa juga. Di rumah sakit atau di klinik itu ada imunisasi-imunisasi yang sebelumnya masuk program pemerintah. Jadi, memang tidak terbatas hanya di puskesmas saja," ucap dr. Denta.
"Ini bisa jadi pilihan orangtua nih, kira-kira mau ke puskesmas, atau mau di rumah sakit, atau mau di klinik swasta. Itu semua tergantung dari preferensi atau pilihan dari orangtua," lanjutnya.
Tapi, yang jelas, dokter spesialis anak ini sekali lagi menegaskan bahwa anak itu wajib tetap divaksin.
Tujuannya adalah agar anak benar-benar optimal terlindungi.
Menurut dr. Denta, pada dasarnya, jika vaksin tersebut masuk program pemerintah maka akan gratis.
"Jadi, tidak perlu membayar, terutama saat dilakukannya di puskesmas atau faskes tingkat pertama. Atau mungkin, di klinik atau bidan juga bisa," sebutnya.
"Mungkin kalau di luar puskesmas akan tetap membayar biaya administrasi, biaya tindakan, dan lain sebagainya," sebutnya lagi.
Meski begitu, jika vaksin tersebut ternyata bukan dari program pemerintah, pilihannya ada dua yang bisa dipilih.
Yaitu, dari kantong pribadi orangtua atau menggunakan asuransi swasta.
"Ada beberapa asuransi swasta, terutama dari fasilitas kantor, yang juga bisa menanggung imunisasi yang dilakukan anaknya," terang dr. Denta.
Sekali lagi, jangan sampai Moms lewatkan pemberian imunisasi untuk anak sejak dini, ya.
Baca Juga: Daftar Imunisasi Anak Gratis di Posyandu atau Puskesmas, Bawa Anak Moms Sekarang!
Selain dari imunisasi, peran Moms sebagai orangtua sangatlah penting untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Mulai dari asupan nutrisi, stimulasi, hingga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Mulai dari asupan nutrisi yang baik ya sesuai dengan usia anak. Terus setelah itu, distimulasi yang baik juga sesuai dengan usia anak. Terus, perilaku hidup bersih dan sehat di rumah ya," ucap dr. Denta.
"Jadi, anaknya divaksinasi, orangtuanya juga harus berperilaku hidup yang bersih, memastikan bahwa di rumah lingkungannya cukup bersih dan optimal untuk mendukung tumbuh kembang anak," jelasnya.
Semua upaya ini sangat penting agar tumbuh kembang anak bisa berjalan optimal.
Alhasil, anak bisa memiliki tingkat kecerdasan yang baik, kualitas hidup yang baik, dan lain sebagainya.
Selain itu, anak juga tidak akan mudah sakit berhari-hari, Moms.
Sebab, anak yang terserang penyakit itu justru dapat membuat tumbuh kembangnya terhambat.
Bahkan, keseharian anak hanya dihabiskan untuk menyembuhkan penyakit saja.
Oleh karena itu, yuk segera dapatkan imunisasi untuk anak sedini mungkin.
Jangan lupa juga untuk mendukung tumbuh kembangnya dari nutrisi, stimulasi, hingga lingkungan tempat tinggal.
Baca Juga: Cegah Risiko Kanker Sejak Dini, Berikut Jadwal Imunisasi Anak di Posyandu yang Harus Diikuti
Tampil Percaya Diri di Tiap Momen, Fres & Natural EDT Gandeng El Rumi Hadirkan Wangi Segar dan Tahan Lama
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR