Bidan Lina menyampaikan, tak ada satupun sekolah di wilayah Kelapa Dua yang menolak kegiatan imunisasi tersebut.
"Khususnya, yang memang dijadwalkan khusus di bulan Agustus dan di bulan November. Itu untuk kelas 1, 2, dan 5," kata bidan yang menjabat sebagai Koordinator Imunisasi Anak ini.
"Karena, imunisasi pada anak sekolah dasar adalah imunisasi lanjutan saat dia masih bayi dan balita. Jadi, kita booster ulang lagi. Seperti vaksin Covid ini, ada ulangan," terang bidan ini.
Berdasarkan pemaparan Bidan Lina, untuk anak kelas 1 SD diberikan vaksin Difteri Tetanus (DT) dan vaksin Campak Rubella (MR).
"Untuk anak kelas 1 SD atau usia 6-7 tahun, itu kita berikan vaksin Difteri Tetanus dan satu lagi booster MR atau Campak Rubella, yang tadi terakhir diberikan di usia 18 bulan. Jadi, kita ulang lagi di usia 6-7 tahun," terangnya.
Kemudian di kelas 2 SD, diberikan vaksin Tetanus Difteri (TD).
Jenis vaksin ini sebenarnya tidak ada bedanya dengan vaksin Difteri Tetanus (DT) yang sebelumnya diberikan pada anak kelas 1 SD.
"Sebenarnya sama sih. Cuma beda hurufnya saja di depan dan komposisi dari vaksinnya yang berbeda," jelas Bidan Lina.
"Jadi intinya adalah untuk mencegah difteri dan tetanus pada anak usia sekolah," lanjutnya menjelaskan.
Pemberian vaksinasi kemudian dilanjutkan kembali ketika anak telah mencapai kelas 5 SD.
Baca Juga: Cara Mendapatkan Imunisasi Polio di Posyandu dan Manfaat untuk Kesehatan Anak
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR