Tabung sinar katode berupa tabung hampa dari kaca. Di dalamnya terdapat anode sebagai kutub positif dan katode sebagai kutub negatif.
Saat tabung katode diberi aliran listrik, terjadi aliran radiasi yang tidak terlihat dari kutub negatif ke kutub positif.
Lebih lanjut, pada tahun 1879, William Crookes menyempurnakan penemuan sinar katode. W. Crookes menemukan bahwa sifat sinar katode tidak dipengaruhi oleh jenis kawat yang digunakan, jenis gas dalam tabung, dan bahan yang digunakan dalam menghasilkan arus listrik.
Sinar katode juga merambat lurus dari kutub negatif ke kutub positif, serta dapat dibelokkan oleh medan magnet dan listrik.
Penemuan elektron ini lebih lanjut dikembangkan oleh Joseph Thomson.
Thomson menemukan bahwa materi yang terdapat pada sinar katode sangatlah kecil.
Sinar katode merupakan partikel penyusun atom yang memiliki muatan negatif.
Namun, atom bermuatan netral, sehingga menurut Thomson atom terdiri atas partikel yang bermuatan positif dan negatif.
Atom dianggap sebagai bola pejal yang bermuatan positif dengan partikel bermuatan negatif yang tersebar di dalamnya.
Model atom yang dikemukakan Thomson dikenal dengan roti kismis.
Proton kali pertama pertama ditemukan oleh Eugene Goldstein melalui penemuan sinar kanal. Sinar kanal adalah sinar yang memiliki arah yang berlawanan dengan sinar katode.
Baca Juga: Struktur Teks Laporan Hasil Observasi, Materi Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum Merdeka
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR