Ketika katode dilubangi, ada sinar yang melewati lubang tersebut pada arah yang berlawanan dengan sinar katode.
Lebih lanjut, Wilhelm Wien menemukan bahwa sinar kanal tersebut bermuatan positif yang kemudian disebut dengan
proton.
Posisi proton di dalam atom dijelaskan melalui percobaaan yang dilakukan oleh Ernest Rutherford. Rutherford menembakkan partikel alfa ke lempeng emas tipis.
Dari percobaan tersebut, ditemukan sebagian besar sinar diteruskan (sinar lurus). Hal ini menunjukkan bahwa bagian dalam atom sebagian besar berupa ruang hampa, bukan bola pejal yang bermuatan positif seperti yang dijelaskan oleh Thomson.
Adanya sebagian kecil sinar yang dibelokkan dan dipantulkan dapat menggambarkan bahwa di dalam atom terdapat inti bermuatan positif yang sangat kecil dan dikelilingi elektron bermuatan negatif.
Penemuan neutron bermula saat Rutherford meyakini bahwa ada materi lain di dalam atom. Bermula dari adanya perbedaan massa atom hidrogen dan helium.
Rutherford menemukan bahwa perbandingan massa hidrogen dan helium adalah 1 : 4, sementara perbandingan jumlah protonnya 1 : 2.
Rutherford melakukan percobaan menggunakan partikel alfa yang ditembakkan ke logam boron.
Logam boron menghasilkan radiasi, tetapi tidak dibelokkan oleh medan magnet maupun medan listrik. Artinya, radiasi tersebut merupakan materi penyusun atom yang tidak bermuatan positif maupun negatif.
Rutherford menyatakan bahwa materi tersebut adalah neutron. Jadi, dalam ketiga percobaan yang telah dijabarkan, diketahui bahwa ada tiga partikel penyusun sebuah atom, yaitu elektron, proton, dan neutron.
Karakteristik ketiga partikel penyusun atom.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR