Nakita.id - Berikut penjelasan penyakit sifilis atau sering disebut raja singa.
Raja singa atau sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual atau IMS yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Umumnya, sifilis adalah penyakit yang diawali dengan luka di sekitar alat kelamin, dubur, ataupun mulut.
Awal kemunculan luka tersebut cenderung tidak disertai dengan rasa nyeri.
Karena lukanya tidak terasa nyeri, sifilis kadang tidak langsung disadari oleh penderitanya.
Walau begitu, penderita sifilis tersebut tetap bisa menularkan infeksinya ke orang lain.
Apabila tidak ditangani sesegera mungkin, sifilis berisiko menyebabkan komplikasi penyakit lain, seperti kerusakan jantung, tumor, infeksi HIV, dan gangguan kehamilan serta persalinan bagi ibu hamil.
Gejala penyakit sifilis terdiri dari 4 tahap.
Adapun gejala penyakit sifilis adalah sebagai berikut.
Ciri-ciri penyakit sifilis primer ditandai dengan munculnya luka pada alat kelamin, dubur, bibir, maupun mulut.
Munculnya luka tersebut akan terjadi 10 sampai dengan 90 hari setelah bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh.
Baca Juga: Waspada Gejala Sifilis Pada Wanita, Jangan Diabaikan Supaya Tak Fatal
Lama waktu pemulihan sifilis primer yaitu kurang lebih 3 hingga 6 minggu.
Namun, bila sejak muncul luka tidak diobati, hilangnya luka ini justru menandakan infeksi telah berkembang ke tahap selanjutnya.
Oleh karena itu, Anda disarankan untuk mendatangi dokter sesegera mungkin pada tahapan ini karena masih dapat ditangani dengan mengonsumsi obat tertentu sehingga sifilis tidak beralih ke tahap selanjutnya.
Selain luka, dapat juga ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah selangkangan yang menandakan adanya reaksi sistem kekebalan tubuh melawan infeksi sifilis.
Sifilis sekunder adalah tahapan yang akan terjadi beberapa minggu setelah luka di sekitar alat kelamin, dubur, bibir, atau mulut menghilang.
Gejala yang ditimbulkan dari sifilis sekunder yaitu munculnya ruam di beberapa bagian tubuh, seperti telapak tangan atau kaki.
Di samping itu, penderita sifilis sekunder juga akan merasakan beberapa gejala lain, seperti:
- Flu
- Sakit kepala
- Nyeri sendi
- Demam
- Merasa lelah secara berlebihan
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Rambut rontok
- Penurunan berat badan
Di tahapan ini, penderita sifilis tidak mengalami gejala klinis tertentu.
Namun, di 12 bulan pertama sifilis laten terjadi, penderita masih dapat menularkan infeksinya.
Setelah 2 tahun, infeksi tidak dapat menular lagi, meskipun bakteri penyebab sifilis masih ada di dalam tubuh.
Apabila tidak segera ditangani, sifilis laten dapat berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu tersier.
Infeksi sifilis tahap tersier ini merupakan tahapan dalam penyakit sifilis yang paling berbahaya.
Tahap ini biasanya muncul 10 - 30 tahun setelah infeksi primer.
Gejala sifilis tersier umumnya ditandai dengan munculnya gumma atau tumor kecil pada bagian tubuh tertentu.
Di samping itu, sifilis tersier juga dapat berdampak pada organ tubuh lain, seperti jantung, otak, mata, hati, serta pembuluh darah.
Karena itulah, penderita sifilis tersier rentan untuk terkena penyakit jantung dan stroke.
Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit sifilis adalah jenis Treponema pallidum.
Bakteri tersebut menginfeksi tubuh manusia melalui luka di alat kelamin, anus, bibir, maupun mulut.
Penularan sifilis dipicu oleh aktivitas seksual yang dilakukan oleh penderitanya, seperti penetrasi, seks oral, atau seks anal.
Karena itulah, sifilis adalah penyakit menular yang dapat dicegah dengan menggunakan alat pengaman, seperti kondom, saat melakukan aktivitas seksual.
Selain itu, sifilis adalah penyakit yang juga berpotensi ditularkan dari ibu penderita ke bayinya.
Sifilis bawaan pada bayi baru lahir disebut dengan istilah sifilis kongenital.
Kondisi sifilis kongenital pada bayi dapat dikurangi risikonya dengan mengobati penyakit tersebut sebelum ibu hamil memasuki umur kehamilan 4 bulan.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR