Misalnya seperti, daya analisis yang belum berkembang.
"Sehingga, anak meniru perilaku orang lain tanpa memikirkan dampaknya," terang Shierlen.
"Atau, kurangnya kemampuan dalam memahami perasaan orang lain pada beberapa anak," lanjutnya menambahkan.
Misalnya, anak yang memiliki rasa frustasi dan emosi negatif yang tinggi.
Menurut Shierlen, kasus kekerasan akan cenderung memicu anak untuk terlibat dalam kasus kekerasan. Baik itu sebagai pelaku maupun korban.
"Selain itu, anak lebih berisiko terlibat dalam perilaku kriminal ketika beranjak dewasa, serta lebih mudah terlibat dalam penyalahgunaan obat dan alkohol," ungkapnya.
"Anak juga berpotensi mengalami kesulitan belajar, seperti menurunnya nilai dan performa di sekolah," lanjutnya mengungkapkan.
Bahkan, lanjut Shierlen, anak juga berisiko menderita berbagai masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Oleh karena itu, sebagai orangtua, Moms dan Dads perlu menerapkan pola asuh yang baik untuk Si Kecil sejak dini.
Pasalnya, pola asuh yang baik tentu dapat membuat tumbuh kembang anak semakin optimal.
Semoga artikel diatas bermanfaat ya, Moms dan Dads.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR