Ketika ibu terlibat dalam berteriak, energi yang seharusnya digunakan untuk memfasilitasi proses melahirkan teralihkan ke aktivitas vokal yang kurang produktif.
Hal ini dapat menghambat proses persalinan dan meningkatkan risiko komplikasi.
Tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan mental ibu, berteriak saat melahirkan juga dapat mempengaruhi keharmonisan antara ibu dan tim medis yang merawatnya.
Menjaga komunikasi yang baik dan saling memahami adalah kunci dalam membangun hubungan yang harmonis antara ibu dan tenaga medis selama proses persalinan.
Namun, ketika ibu berteriak dengan keras, dapat menyebabkan kebingungan dan ketegangan di antara semua pihak yang terlibat, termasuk tenaga medis yang memberikan perawatan.
Hal ini dapat menyulitkan bagi tim medis untuk memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan, yang pada gilirannya dapat memperlambat proses persalinan dan meningkatkan risiko komplikasi.
Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk mempersiapkan diri secara mental dan emosional sebelum melahirkan.
Terdapat berbagai metode yang dapat membantu ibu dalam mengatasi rasa takut dan mengelola emosi selama proses persalinan.
Salah satu metode yang banyak digunakan adalah metode relaksasi dan teknik pernapasan yang dapat membantu ibu menjaga ketenangan dan fokus saat melahirkan.
Teknik pernapasan yang tepat dapat membantu mengurangi rasa nyeri dan memberikan energi yang diperlukan selama proses persalinan.
Dengan mengatur napas secara teratur, ibu dapat membangun ketenangan dalam tubuh dan pikiran, yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi stres dan ketegangan yang dirasakan.
Baca Juga: Cara Menghitung HPL Kelahiran yang Akurat, Jangan Sampai Salah!
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR