Alih-alih memaksa anak untuk memberi giliran bermainan mainan miliknya pada saudaranya yang lain, Dads dapat mengatakan “Itu mainan baru kakak/adik, dan dia akan membiarkan kamu mendapat giliran saat dia siap.”
Hal ini menciptakan rasa aman bagi anak dan membantunya bersedia berbagi sendiri.
Ketika orangtua menyerah pada amukan anak dan segera meminta saudara yang lain untuk memberi giliran, itu memicu persaingan saudara kandung.
Sekaligus memperkuat bahwa amukan adalah cara terbaik untuk mendapat apa yang mereka inginkan.
Di tengah tantrum, Dads bisa berempati dengan anak dengan mengatakan, “Sulit untuk menunggu, ya? Apakah kamu ingin bermain dengan sesuatu yang lain sekarang?”
Meskipun membiarkan amukan anak terasa sangat berat, tapi seiring berjalannya waktu hal ini akan menciptakan hubungan yang harmonis sesama saudara kandung.
Bantu anak-anak untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik.
Ajarkan mereka untuk mendengarkan dengan baik, berbicara dengan sopan, dan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan mereka dengan jelas.
Hal ini akan membantu mereka dalam berkomunikasi secara efektif dan mencegah konflik yang tidak perlu.
Sediakan waktu khusus untuk kegiatan keluarga yang menyenangkan.
Melalui waktu yang dihabiskan bersama-sama, anak-anak akan lebih mempererat ikatan dan rasa persaudaraan di antara mereka.
Baca Juga: Ketahui Manfaat #BerperanSama Membangun Komunikasi Positif dengan Anak, Bisa Dilakukan Sejak Dini
Ini juga akan memberikan kesempatan bagi Dads sebagai seorang ayah untuk terlibat dalam kehidupan mereka dan membangun hubungan yang lebih dekat.
Pastikan Dads memberikan perhatian yang adil kepada anak pertama dan adiknya.
Jangan memihak atau memanjakan salah satu anak, karena hal ini dapat menyebabkan rasa cemburu dan persaingan di antara mereka.
Berikan perhatian yang sama kepada keduanya, dan cari kesempatan untuk menghabiskan waktu khusus dengan masing-masing dari mereka.
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR