Nakita.id - Bibir sumbing adalah kelainan bawaan yang terjadi pada bayi yang sedang berkembang dalam kandungan.
Kelainan ini terjadi ketika bibir atau langit-langit mulut bayi tidak menyatu secara normal selama proses perkembangan embrio.
Bibir sumbing dapat memiliki berbagai tingkat keparahan, mulai dari celah kecil di bibir hingga celah yang melibatkan bibir, langit-langit mulut, dan kadang-kadang meluas hingga ke gusi.
Pada artikel ini, kita akan membahas penyebab bibir sumbing pada janin, termasuk faktor dan risikonya.
Faktor genetik berperan penting dalam penyebab bibir sumbing pada janin.
Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat bibir sumbing atau kelainan kromosom tertentu, risiko kelahiran bayi dengan bibir sumbing meningkat.
Beberapa sindrom genetik seperti Sindrom Down, Sindrom Pierre Robin, dan Sindrom Van der Woude juga dapat meningkatkan risiko bibir sumbing pada janin.
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi perkembangan bibir sumbing pada janin.
Paparan terhadap zat-zat beracun selama kehamilan, seperti alkohol, tembakau, atau obat-obatan tertentu, dapat meningkatkan risiko kelahiran bayi dengan bibir sumbing.
Paparan sinar matahari yang berlebihan dan radiasi juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran bayi dengan kelainan ini.
Kekurangan nutrisi selama kehamilan dapat menjadi faktor penyebab bibir sumbing pada janin.
Baca Juga: Penyebab Bibir Sumbing pada Anak dan Cara Mengobatinya yang Tepat
Kekurangan asam folat, vitamin B12, dan zat besi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran bayi dengan bibir sumbing.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjaga pola makan yang sehat dan seimbang serta mengonsumsi suplemen yang direkomendasikan oleh dokter.
Bibir sumbing dapat terjadi pada semua kelompok etnis, tetapi beberapa kelompok memiliki risiko yang lebih tinggi.
Misalnya, anak-anak yang berasal dari keturunan Asia dan keturunan Amerika pribumi memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok ras lainnya.
Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa kelompok suku tertentu juga memiliki risiko yang lebih tinggi.
Bibir sumbing lebih umum terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
Namun, penyebab pasti mengapa laki-laki memiliki risiko lebih tinggi belum sepenuhnya dipahami.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perbedaan hormon dalam tubuh ibu hamil dapat memainkan peran penting dalam hal ini.
Usia ibu juga dapat mempengaruhi risiko bibir sumbing pada janin.
Wanita yang hamil pada usia yang lebih tua, terutama di atas usia 35 tahun, cenderung memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan bibir sumbing.
Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, penelitian menunjukkan bahwa faktor seperti penurunan kualitas telur, peningkatan risiko kelainan genetik, dan faktor lingkungan yang terkait dengan usia dapat berkontribusi pada peningkatan risiko ini.
Penggunaan obat-obatan tertentu selama kehamilan dapat meningkatkan risiko bibir sumbing pada janin.
Beberapa obat yang diketahui dapat menyebabkan kelainan pada perkembangan embrio adalah obat anti-kejang, obat pengontrol kehamilan tertentu, dan obat-obatan tertentu yang digunakan dalam pengobatan kanker.
Penting bagi ibu hamil untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun selama kehamilan.
Beberapa infeksi yang dialami oleh ibu hamil dapat meningkatkan risiko bibir sumbing pada janin.
Misalnya, infeksi virus rubella selama trimester pertama kehamilan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran bayi dengan bibir sumbing.
Infeksi lain yang juga dapat berkontribusi termasuk infeksi sitomegalovirus (CMV), herpes, dan infeksi lain yang dapat mempengaruhi perkembangan embrio.
Selain faktor-faktor di atas, ada juga faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan bibir sumbing pada janin.
Misalnya, trauma fisik pada perut ibu hamil, seperti kecelakaan atau cedera yang serius, dapat berkontribusi pada kelainan perkembangan.
Radiasi atau paparan bahan kimia berbahaya juga dapat mempengaruhi perkembangan embrio dan meningkatkan risiko bibir sumbing.
Dalam kesimpulan, bibir sumbing pada janin adalah kelainan bawaan yang kompleks dan memiliki banyak faktor penyebab yang mungkin berperan.
Faktor genetik, lingkungan, kekurangan nutrisi, suku, ras, etnis, usia ibu, penggunaan obat-obatan, paparan infeksi, dan faktor eksternal dapat berkontribusi pada risiko kelahiran bayi dengan bibir sumbing.
Penting bagi calon ibu untuk menjaga kesehatan selama kehamilan, menghindari paparan faktor risiko yang diketahui, dan berkonsultasi dengan tenaga medis untuk memastikan perawatan prenatal yang tepat guna.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR