Meskipun tubuh seseorang kurus, kurangnya aktivitas fisik dapat berkontribusi pada peningkatan kadar kolesterol.
Aktivitas fisik yang tidak cukup dapat memengaruhi metabolisme lemak dan mengurangi produksi kolesterol HDL (kolesterol baik) yang membantu menghilangkan kolesterol jahat dari tubuh.
Tingkat stres yang tinggi dapat memengaruhi metabolisme lemak dan kolesterol dalam tubuh.
Stres kronis dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan LDL serta menurunkan kadar kolesterol HDL.
Jika seseorang dengan tubuh kurus mengalami stres yang berkepanjangan, hal ini dapat berkontribusi pada kolesterol tinggi.
Beberapa kondisi medis yang terkait dengan metabolisme yang tidak normal, seperti diabetes tipe 2 atau sindrom metabolik, dapat menyebabkan kolesterol tinggi bahkan pada individu dengan berat badan yang normal atau kurus.
Kondisi ini sering dikaitkan dengan perubahan dalam metabolisme lemak dan insulin yang dapat mempengaruhi keseimbangan kolesterol dalam tubuh.
Beberapa obat, seperti steroid, obat-obatan pengontrol kejang, atau obat anti-retroviral yang digunakan untuk pengobatan HIV, dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh.
Jika seseorang dengan tubuh kurus menggunakan obat-obatan ini, dapat terjadi peningkatan kolesterol yang tidak terkait dengan pola makan atau gaya hidup mereka.
Penting untuk diingat bahwa meskipun seseorang memiliki tubuh kurus, kadar kolesterol yang tinggi tetap merupakan faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular.
Penting untuk menjaga keseimbangan kolesterol dalam tubuh melalui gaya hidup sehat.
Baca Juga: Tanda Kolesterol Tinggi pada Tubuh: Mengenali Bahaya dan Mencegahnya
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR