Lingkungan yang kotor dan tidak higienis dapat menyebabkan infeksi yang sering pada anak-anak dan mengganggu penyerapan nutrisi.
Jika akses terhadap perawatan kesehatan terbatas, anak-anak yang sakit mungkin tidak mendapatkan perawatan yang tepat dan nutrisi yang dibutuhkan.
Efek stunting pada balita bukan hanya masalah individu, tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang besar pada masyarakat dan negara.
Anak-anak yang tumbuh menjadi generasi stunting berisiko mengalami kesulitan dalam mencapai potensi penuh mereka. Hal ini dapat berdampak pada produktivitas dan pertumbuhan ekonomi negara.
Karena kurangnya tenaga kerja yang berkualitas dapat menghambat pembangunan sosial dan ekonomi secara keseluruhan.
Untuk mengatasi masalah stunting, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, organisasi masyarakat, dan keluarga.
Program gizi yang tepat selama kehamilan dan masa kanak-kanak, pemberian ASI eksklusif, dan edukasi tentang pentingnya pola makan seimbang adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah stunting pada balita.
Selain itu, perbaikan sanitasi dan akses ke layanan kesehatan juga menjadi kunci dalam mengurangi angka stunting.
Dalam kesimpulannya, stunting pada balita memiliki efek yang serius dan berjangka panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
Masalah ini bukan hanya tanggung jawab individu atau keluarga, tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi dampaknya.
Dengan upaya yang tepat, kita dapat mencegah dan mengurangi stunting serta memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Baca Juga: Penanganan Stunting pada Anak Usia 2 Tahun: Mendukung Pertumbuhan Optimal
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR