Nakita.id - Salah satu langkah pencegahan stunting adalah Moms memberikan ASI eksklusif.
Peraturannya, Moms memberikan ASI pada bayi mulai usia 0-2 tahun. Setelah lulus ASi, baru Si Kecil bisa diberikan susu formula sebagai penunjang nutrisinya.
Selain itu, masih banyak lainnya yang mendukung pentingnya ASI cegah stunting. Simak selengkapnya di sini.
ASI (Air Susu Ibu) memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah stunting pada anak.
Stunting adalah kondisi terhambatnya pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang.
Stunting dapat memiliki dampak serius pada kesehatan dan perkembangan anak, yang dapat berpengaruh hingga masa dewasa.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa ASI memiliki peran krusial dalam mencegah stunting:
ASI mengandung nutrisi optimal yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang baik.
ASI mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang sangat penting bagi pertumbuhan organ tubuh, termasuk otak.
Kandungan gizi dalam ASI dapat beradaptasi dengan perkembangan dan kebutuhan bayi seiring waktu.
ASI eksklusif selama 6 bulan pertama memberikan nutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi.
ASI mengandung zat-zat penting seperti antibodi dan sel-sel kekebalan tubuh yang membantu melindungi bayi dari infeksi dan penyakit.
Bayi yang sering sakit atau mengalami infeksi kronis lebih rentan terhadap stunting.
Nutrisi yang tepat dalam ASI, terutama lemak dan asam lemak esensial, sangat penting untuk perkembangan otak yang optimal.
ASI dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan kecerdasan anak, serta mencegah penurunan kemampuan kognitif yang dapat terkait dengan stunting.
Anemia dan kekurangan zat besi dapat menyebabkan pertumbuhan yang terhambat pada anak.
ASI mengandung zat besi yang lebih mudah diserap oleh bayi, membantu mencegah anemia dan stunting.
Meskipun susu formula dapat menjadi pilihan jika ASI tidak memungkinkan, ASI tetap memiliki kualitas yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan bayi.
Kandungan gizi dan zat-zat bioaktif dalam ASI tidak dapat sepenuhnya disamai oleh susu formula.
ASI juga melibatkan interaksi emosional antara ibu dan bayi.
Kontak kulit ke kulit dan interaksi mata dapat merangsang perkembangan otak bayi.
Faktor psikologis ini juga berkontribusi pada perkembangan anak yang sehat.
Baca Juga: Pentingnya Tahu Soal Gizi Buruk Pemicu Stunting, Apa Penyebabnya?
Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kronis di masa dewasa, seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Mencegah penyakit ini dapat mendukung pertumbuhan fisik dan mental yang sehat.
ASI membantu mendorong pertumbuhan linear yang optimal pada anak.
Pertumbuhan yang baik dari segi tinggi badan sangat penting dalam mencegah stunting, karena stunting biasanya terlihat pada anak yang memiliki pertumbuhan terhambat secara linear.
Kualitas nutrisi selama 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari masa kehamilan hingga 2 tahun pertama, memiliki dampak jangka panjang pada perkembangan dan kesehatan anak.
ASI adalah bagian integral dari periode kritis ini dan dapat membantu mencegah masalah pertumbuhan seperti stunting.
ASI memiliki komponen prebiotik yang mendukung perkembangan mikrobiota usus bayi.
Kesehatan mikrobiota usus berperan dalam penyerapan nutrisi dan fungsi sistem kekebalan tubuh.
Penting untuk diingat bahwa pemberian ASI harus dilakukan secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, diikuti dengan pemberian ASI bersama makanan pendamping ASI hingga 2 tahun atau lebih.
Konsultasikan dengan petugas kesehatan atau dokter anak untuk mendapatkan panduan yang lebih spesifik tentang memberi ASI kepada bayi Moms.
Secara keseluruhan, ASI memainkan peran yang krusial dalam mencegah stunting dengan memberikan nutrisi yang optimal, mendukung pertumbuhan fisik dan otak yang sehat, serta mengurangi risiko penyakit kronis di kemudian hari.
Memberikan ASI adalah investasi jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan anak Moms.
Baca Juga: Usia Gejala Stunting Terlihat, Bisa Dicegah Sejak 1000 Hari Pertama Anak
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR