Beberapa meteran token listrik dilengkapi dengan perangkat yang memberikan peringatan ketika saldo sudah mendekati nol atau habis.
Peringatan ini biasanya berupa bunyi, lampu berkedip, atau pesan pada layar meteran.
Beberapa penyedia listrik menyediakan aplikasi atau situs web yang memungkinkan pengguna untuk memantau penggunaan listrik dan saldo token.
Jika saldo sudah habis, biasanya akan ada pemberitahuan atau informasi yang menunjukkan bahwa aliran listrik telah terputus.
Ketika mencoba menyalakan peralatan listrik, seperti menekan tombol sakelar, tetapi tidak ada reaksi sama sekali, ini dapat menjadi tanda bahwa saldo token listrik telah habis.
Agar bunyi token listrik tidak terlalu sering, Moms bisa mengatur jarak waktunya.
Melansir dari Sajian Sedap, Moms bisa memasukan kode dengan memencet tombol 456 di meteran.
Kemudian, dilanjutkan dengan memasukan dua angka untuk menentukan batas kWh saat alarm berbunyi.
Misalnya, pelanggan bisa menekan 45610 lalu menekan tombol enter, maka alarm akan berbunyi saat berada di angka 10 kWh.
Jika ingin alarm berbunyi di 5 kWh, Moms tinggal memasukkan kode 45605 di meteran rumah.
Pamuji Irawan, Manager Bagian Transaksi Energi Listrik PLN UP3 Singkawang menerangkan, dengan memasukan kode 456 ditambah dua angka dibelakangnya, pelanggan bisa menentukan jumlah kWh untuk menentukan kapan alarm berbunyi.
Baca Juga: Token Listrik Bunyi di kWh Berapa? Simak Penjelasannya untuk Berjaga-jaga!
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR